Sabtu, 25 Agustus 2012


Hijau-ranau berujung Tandus




Jika kita sudah masuk ke jantung kota selong lalu mengarah ke jalur menuju pantai Labuhan Haji atau yang lebih di kenal dengan Pantai Meliwis maka sepanjang perjalan menuju ke arah Pantai tersebut kita akan disuguhkan dengan panorama kesejukan yang akan membuat pandangan kita terasa teduh, dengan deretan pohon nyiur dan pohon kayu dari berbagai jenis akan menghiasi jalan raya disepanjang  pinggir jalan, tidak itu saja, kita juga bisa melihat hamparan persawahan yang terbentang luas nan hijau ranau yang dikelilingi oleh  kawasan perkebunan, keasrian wilayah kecamatan LabuhanHaji memang sangat kental dengan wilayah keagrarisan maupun kebahariaannya. Dengan suguhan keindahan alam persawahan dan perkebunan yang dapat dinikmati sepanjang jalan orang tidak akan pernah menyangka kalau di penghujung jalan ini tepatnya di pantai Labuhan Haji terdapat Dermaga yang dibangun dengan dana puluhan miliar akan membuat kita menghela napas panjang atau barang kali tak percaya dengan kondisi Dermaga itu yang nyaris bagai bangunan tua yang tak terurus, pepohonan yang ditanam meranggas bahkan ada yang tak tumbuh lagi, rumput-rumput liar tumbuh lalu mengering, bangunan syah bandar  (kantor) yang terbangun di kawasan dermagapun penuh debu dan sampah dari dedaunan dan rumput ilalang yang tak terurus.

 Hingga kini dermaga tersebut belum juga berfungsi atau difungsikan sebagaimana layaknya kebanyakan Dermaga lainnya, tak heran juga jika sebagian besar masyarkat  mempertanyakan untuk apa Deramaga itu dibangun. Dermaga yang dibangun oleh pemerintahan Ali Bin Dahlan dan sejak 2008 terpilihnya SUFI ( pasangan Sukiman Azmi dan Lutfi) yang hingga kini telah mencapai empat tahun lebih memerintah Kabupaten Lombok Timur masih belum juga dermaga ini di fungsikan sebagaimana yang dihajatkan oleh pemerintah sebelumnya. Kini...Dermaga ini hanya di manfaatkan oleh sebagian masyarakat yang hoby memancing pada malam hari dan para kawula muda yang menggelar Sunrise-an pada minggu paginya. Jika kita bertandang ke dermaga ini jelang siangnya betapa hati kita akan terasa miris melihat kondisi ini. Begitu juga halnya dengan pembangunan Abrasi yang terbentang dari areal dermaga hingga ke mulut sungai Lengkok (todoq koko lengkok) kelurahan suryawangi telah hancur berkeping-keping, ruas jalan yang terbangun dengan dua jalur pun tak lepas dari amukan ombak yang terus menerjang saban harinya, akses dari pantai Darmawangi ke Pantai Meliwis pun telah terputus, hancur dan telah hancur. Sebagian Pedagang kaki lima yang menggantungkan keberlangsungan hidupnya di pinggir pantai inipun harus gulung tikar akibat dari dampak hancurnya infrastruktur yang porak poranda oleh keganasan air laut. 

Angin segar berhembus kembali, rupanya pemerintah telah respon atas kondisi pembangunan yang telah rusak dan keluh kesah masyarakat atas lahan perkebunan yang terus menerus terkikis ombak, pembangunan pemasangan batu pemecah ombak sudah dimulai.  
Semoga berjalan lancar tanpa pengurangan kualitas pengerjaan.
Semoga pula Dermaga Labuhan Haji segera difungsikan.

0 komentar:

Tuaq Adhi

Aku hanya menulis ketika ada bisikan hati. Aku tak akan menulis jika terpaksa apalagi dipaksa. Karena Menulis itu kerja pikiran, yang keluar dari hati. Jika tanpa berpadu keduanya, Hanya umpatan dan caci maki.

Utama

Cari Disini

Adhi. Diberdayakan oleh Blogger.

Ucapan

TERIMAKASIH TELAH BERKUNGJUNG DI Senandung Anak Desa

Translate

Kutipan

Semua manusia memliki potensi utk mencapai kebenaran, tetapi tidak mungkin kebenaran mutlak dimiliki oleh manusia, karena yg benar secara mutlak hanya Tuhan. Maka semua pemikiran manusia juga harus dinilai kebenarannya secara relatif. Pemikirn yg mengklaim sbg benar secara mutlak, dan yg lain berarti salah secara mutlak, adlh pemikiran yg bertentangan dgn kemanusiaan dan keTuhanan.

Note

Tidak ada satupun peradaban yang terlahir di bumi ini tanpa proses hijrah, Harimau yang terkenal sebagai raja rimba akan tetap dalam kelaparan kalau dia tidak meninggalkan sarangnya untuk mencari makan, keindahan sayap kupu-kupu akan menjadi keindahan pribadi tanpa bisa di nikmati orang kalau dia tidak meninggalkan kepompongnya, begitu juga halnya dengan manusia dia tidak akan mernjadi manusia paripurna kalau dia tidak meninggalkan kampung halamannya untuk menggali ilmu ilahi.

Popular Posts