Hijau-ranau
berujung Tandus
Jika kita sudah masuk ke jantung
kota selong lalu mengarah ke jalur menuju pantai Labuhan Haji atau yang lebih
di kenal dengan Pantai Meliwis maka sepanjang perjalan menuju ke arah Pantai
tersebut kita akan disuguhkan dengan panorama kesejukan yang akan membuat
pandangan kita terasa teduh, dengan deretan pohon nyiur dan pohon kayu dari
berbagai jenis akan menghiasi jalan raya disepanjang pinggir jalan, tidak itu saja, kita juga bisa
melihat hamparan persawahan yang terbentang luas nan hijau ranau yang
dikelilingi oleh kawasan perkebunan,
keasrian wilayah kecamatan LabuhanHaji memang sangat kental dengan wilayah keagrarisan
maupun kebahariaannya. Dengan suguhan keindahan alam persawahan dan perkebunan
yang dapat dinikmati sepanjang jalan orang tidak akan pernah menyangka kalau di
penghujung jalan ini tepatnya di pantai Labuhan Haji terdapat Dermaga yang dibangun dengan dana puluhan miliar akan
membuat kita menghela napas panjang atau barang kali tak percaya dengan kondisi
Dermaga itu yang nyaris bagai bangunan tua yang tak terurus, pepohonan yang
ditanam meranggas bahkan ada yang tak tumbuh lagi, rumput-rumput liar tumbuh
lalu mengering, bangunan syah bandar (kantor)
yang terbangun di kawasan dermagapun penuh debu dan sampah dari dedaunan dan
rumput ilalang yang tak terurus.
Hingga kini dermaga tersebut belum juga
berfungsi atau difungsikan sebagaimana layaknya kebanyakan Dermaga lainnya, tak
heran juga jika sebagian besar masyarkat
mempertanyakan untuk apa Deramaga itu dibangun. Dermaga yang dibangun
oleh pemerintahan Ali Bin Dahlan dan sejak 2008 terpilihnya SUFI ( pasangan
Sukiman Azmi dan Lutfi) yang hingga kini telah mencapai empat tahun lebih
memerintah Kabupaten Lombok Timur masih belum juga dermaga ini di fungsikan
sebagaimana yang dihajatkan oleh pemerintah sebelumnya. Kini...Dermaga ini
hanya di manfaatkan oleh sebagian masyarakat yang hoby memancing pada malam
hari dan para kawula muda yang menggelar Sunrise-an pada minggu paginya. Jika kita
bertandang ke dermaga ini jelang siangnya betapa hati kita akan terasa miris
melihat kondisi ini. Begitu juga halnya dengan pembangunan Abrasi yang
terbentang dari areal dermaga hingga ke mulut sungai Lengkok (todoq koko
lengkok) kelurahan suryawangi telah hancur berkeping-keping, ruas jalan yang
terbangun dengan dua jalur pun tak lepas dari amukan ombak yang terus menerjang
saban harinya, akses dari pantai Darmawangi ke Pantai Meliwis pun telah
terputus, hancur dan telah hancur. Sebagian Pedagang kaki lima yang
menggantungkan keberlangsungan hidupnya di pinggir pantai inipun harus gulung
tikar akibat dari dampak hancurnya infrastruktur yang porak poranda oleh
keganasan air laut.
Angin segar berhembus kembali,
rupanya pemerintah telah respon atas kondisi pembangunan yang telah rusak dan
keluh kesah masyarakat atas lahan perkebunan yang terus menerus terkikis ombak,
pembangunan pemasangan batu pemecah ombak sudah dimulai.
Semoga berjalan lancar tanpa
pengurangan kualitas pengerjaan.
Semoga pula Dermaga Labuhan Haji
segera difungsikan.
0 komentar:
Posting Komentar