Senin, 15 November 2021

 Ditulis Oleh : MULIADI

Praktik Pemadaman Api Di Lapangan Umum Rajawali Suryawangi


 

Lombok Timur, SAD – Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkar-mat) Kabupaten Lombok Timur melaksanakan Bimbingan Teknis Pemadaman Kebakaran dan Penyelamatan serta RJP sekaligus Pengukuhan Tim Balakar di Kelurahan Suryawangi Kecamatan Labuhan Haji. Kegiatan ini terselenggara atas Kerjasama Dinas Damkar-mat dengan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Suryawangi.

Dalam sambutannya, Ketua LPMK Suryawangi, Muliadi, mengatakan bahwa kegiatan Bimtek tersebut sudah lama direncanakan, mengingat  Kelurahan Suryawangai merupakan wilayah yang memiliki sejarah kelam soal kebencanaan, selain gempa bumi, kejadian luar biasa (KLB), juga pernah terjadi bencana kebakaran. Pada sekitar tahun 1980an dibeberapa lingkungan pernah dilanda kebakaran yang cukup hebat, masyarakat kehilangan harta benda, hewan ternak juga menimbulkan traumatic yang merupakan dampak psikologis bagi warga masyarakat Suryawangi, sehingga sangat penting bagi masyarakat diberikan pengetahuan soal pencegahan kebakaran, “peristiwa kebakaran masalalu dibeberapa lingkungan kelurahan suryawangi tidak boleh terulang Kembali, untuk itu bimtek ini merupakan upaya pencegahan” sebutnya.

Bimtek yang diselenggarakan pada Senin (15/11) ini, sebagai bentuk upaya pelibatan Lembaga-lembaga kemasyarakatan Kelurahan Suryawangi dalam melakukan upaya-upaya pencegahan, untuk itulah Bimtek ini diikuti oleh semua unsur lembaga kemasyarakatan yang ada di Kelurahan Suryawangi seperti LPMK, TSBK, Karang Taruna serta Satuan Linmas. Lebih jauh, Muliadi mengemukakan dalam sambutannya pada acara pembukaan Bimtek tersebut pada umumnya kebakaran lebih sering terjadi akibat kelalaian manusia  atau human error sehingga masyarakat harus terkapasitasi dengan pengetahuan soal bencana kebakaran,”kita tidak mungkin mengundang seluruh masyarakat terlebih dimasa pandemic Covid-19 ini, untuk itulah kami mengundang Lembaga-lembaga yang ada, dan diharapkan Lembaga-lembaga ini dapat menularkan pengetahuannya kepada masyarakat” pintanya.

Disamping  itu pula, Ketua LPMK Suryawangi menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada Dinas Damkarmat yang telah memberikan respon cepat atas permintaannya untuk dilakukan Bimtek di Kelurahan Suryawangi, Adhi sapaan akrabnya, berharap kepada Dinas Damkarmat Lombok Timur untuk selalu melakukan pembinaan kepada masyarakat terutama tim Badan Relawan Pemadam Kebakaran Dan Penyelamatan (Balakar) Suryawangi yang telah dikukuhkan,”Kita berharap tidak hari ini saja, akan tetapi kedepannya pihak dinas bisa kiranya selalu memberikan pembinaan dan peningkatan kapasitas terutama kepada Tim Balakar yang akan dikukuhkan”harapnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamtan (Damkar-mat) Kabupaten Lombok Timur, Athar, S.Ap disela-sela kegiatan praktik yang dilaksanakan di Lapangan Umum Rajawali Kelurahan Suryawangi mengatakan bahwa Bimtek bertujuan untuk memberikan pengetahuan awal kepada masyarakat agar warga masyarakat dapat melakukan pencegahan secara mandiri dirumah ataupun dilingkungannya masing-masing, sehingga kegiatan-kegiatan seperti ini dapat menekan terjadinya kebakara di Lombok Timur,”untuk menekan kejadian khususnya kebakaran, kita harus terus meng-edukasi masyarakat, memberikan bimbingan teknis agar masyarakat dapat melakukan pencegahan dan memiliki kesiapsiagaan apabila terjadi bencana kebakaran, masyarakat tidak panik” terangnya.

Dikatakan Athar, hingga saat ini Damkar-mat Lombok Timur sudah melaksanakan Bimbingan teknis kepada 20 lebih desa/kelurahan dan kelurahan Suryawangi merupakan kelurahan pertama yang melaksanakan Bimtek ,"Untuk yang kelurahan, Suryawangi yang pertama kali kita laksanakan," sebutnya.

Dan harapannya semua desa dan Kelurahan maupun Lembaga-lembaga kemasyarakatan yang ada di Lombok timur dapat dibekali terkait pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan pencegahan, “upaya peningkatan kapasitas masyarakat dalam kegiatan pencegahan dapat terus kami lakukakan kedepannya” pungkas Athar. (Adhi)


Rabu, 09 Juni 2021

 

Grup Wayang Genta Terune Seren saat melakukan latihan
Ditulis oleh : Adhi

Wayang kulit merupakan salah satu seni pertunjukkan yang berkembang di masyarakat Indonesia, salah satunya di pulau lombok. Wayang Kulit merupakan seni pertunjukkan yang sangat digemari pada zamannya. Seiring perkembang era globalisasi dan kemajuan teknologi, wayang sebagai seni pertunjukkan perlahan mulai ditinggalkan oleh pengemarnya, begitu juga dengan generasi muda, mereka tidak lagi meminati bahkan tidak lagi menghargai pelaku seni wayang kulit, mereka menganggap bahwa seni pertunjukkan wayang kulit sudah tidak menarik lagi, keberadaan wayang kulit benar-benar telah tergusur oleh pesatnya perkembangan teknologi modern yang dapat menyajikan berbagai bentuk hiburan lainnya.

Di Desa Apit Taik tepatnya di Dusun Gubuk Pernek sekitar tiga puluhan tahun silam, pernah ada perkumpulan seni Wayang Kulit yang diberi nama Genta Terune Seren, dahulunya seni wayang kulit Genta Terune Seren ini cukup kesohor diwilayah kecamatan Pringgabaya dan di berbagai kecamatan lainnya. Kini seni wayang kulit itu ingin dibangkitkan kembali, salah satu inisiatornya adalah Syamsul Fadli salah Seorang warga Desa Apit Taik, menurut Padli yang juga merupakan Kasubag Kepegawaian Kecamatan Wanasaba mengatakan wayang kulit harus tetap dilestarikan dan dipelihara selamanya, wayang kulit merupakan warisan leluhur yang harus tetap terjaga, wayang kulit tidak hanya sebagai media hiburan akan tetapi wayang kulit merupakan sarana pndidikan, Karena dalam kisah-kisah pewayangan pertunjukkan wayang kulit banyak menyajikan pesan-pesan moral yang dapat disampaikan oleh seorang dalang kepada para penonton,  dalam kisah yang diceritakan dalam pentas pewayangan, banyak pesan social dan keagamaan yang dapat dipetik, untuk itu, warisan budaya leluhur merupakan warisan yang tak ternilai harganya, “budaya orang tua para pendahulu kita ini banyak memberikan pelajaran kepada kita, untuk itu harus kita jaga dan lestarikan” ungkap Fadli.

Melihat gejala yang terjadi, sambung Padli, terutama pada generasi milenial saat ini,  pemerintah daerah harus peka menyikapi dan mendukung keinginan masyarakat yang ingin menghidupkan dan melestarikan budaya local, dan harus segera mencari solusi agar pertunjukkan wayang kulit sebagai salah satu warisan budaya bangsa tidak punah ditengah-tengah-tengah perkembangan modernisasi.

Untuk membangkitkan grup Wayang Terune Seren, setiap sekali seminggu melakukan pertemuan dengan para pemain yang tersisa seperti Dalang dan pemain gambelan lainnya, “kami mencoba latihan dengan alat seadanya sekali seminggu, sebagai bentuk keinginan kuat kami agar wayang kulit yang telah dibenamkan oleh zaman benar-benar dapat bangkit kembali dan hadir ditengah-tengah masyarakat yang telah terhifnotis oleh budaya luar melalui perkembangan teknologi dan informasi” tuturnya.

Syamsul Padli
Wayang sebagai warisan budaya dapat musnah jika tidak ada penghargaan yang cukup baik dari masyarakat dan pemerintah, untuk itu ia berharap perhatian pemerintah daerah disemua tingkatan terutama Dinas yang membidangi pelestarian budaya dapat mensuport hartapan masyarakat yang ingin seni pewayangan tetap lestari. Disamping itupula ia berharap Dalang sebagai pemain utama dalam wayang sebagai pemilik hak terkait di pementasan wayang perlu mendapatkan perhatian pemerintah. “kita berharap, tidak hanya bagaiman wayang kulit dapat dilestarikan akan tetapi para pemain terutama dalang juga harus diperhatikan” harapnya.

Wayang kulit yang merupakan salah satu identitas dan kebudayaan masyarakat harus benar-benar dapat dilestarikan dirawat dan dikembangkan, khususnya Grup Wayang Kulit Genta Terune Seren harus dibangkitkan dan diharapkan ada perhatian dalam bentuk bantuan sebagai wujud dukungan semua pihak terkait terutama pemerintah, “tentu kami sebagai warga masyarakat akan sangat kesulitan melestarikan seni pertunjukan Wayang Kulit ini tanpa interfensi pemerintah” pungkasnya.


Senin, 01 Februari 2021

Wanasaba – Menindak lanjuti akan diselenggarakannya Lomba Desa tingkat Kabupaten Lombok Timur yang diperkirakan pada bulan maret mendatang, Pemerintah Desa Otak Rarangan Kecamatan Wanasaba menyelenggarakan rapat persiapan dan pembentukan panitia lomba, pada rabu (27/1) di aula kantor desa otak rarangan, pada kesempatan tersebut camat wanasaba, Yusri, S.Sos. dalam pengantarnya menekankan kepada Pemerintah Desa Otak Rarangan untuk sebisa mungkin menyelenggarakan lomba tersebut dengan biaya serendah-rendahnya supaya tidak menjadi beban pemerintah dan masyarakat terlebih-lebih ditengah kondisi pandemic Covid-19, “kalau tanpa biaya barangkali mustahil, tapi paling tidak kita bisa minimalisir, terutama kegiatan-kegiatan seremonial, konsep kita adalah lomba dengan biaya yang murah”, pintanya. 

Menurutnya, bahwa sepanjang pengetahuannya acapkali lomba yang dilaksanakan oleh banyak desa cenderung memakan biaya yang banyak, terutama biaya-biaya seremonial yang bukan menjadi substansi lomba, tujuan lomba desa adalah untuk melihat perkembangan pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah desa bersama masyarakat, dengan adanya kegiatan lomba maka pemerintah desa juga akan mengetahui tingkat keberhasilan yang telah dicapai bersama warga masyarakatnya, sehingga kegiatan-kegiatan yang tidak terlalu substantif tidak dibiayai secara berlebihan,“kegiatan yang banyak menyedot biaya adalah kegiatan-kegiatan seremonial seperti biaya sewa gendang beleq, biaya ke salon bagi ibu-ibu penyambut tamu”, ucapnya sambil berkelakar.

Padahal, sambungnya, yang dinilai dalam lomba desa adalah hasil kerja, tentang apa yang sudah dilakukan pada beberapa tahun yang lalu, dan seperti apa hasilnya, “apakah ada peningkatan kesejahteraan masyarakat, berkurangnya rumah kumuh, berkurangnya angka putus sekolah, berkurangnya angka pernikahan dini meningkatnya keamanan dan ketertiban masyarakat dan lain-lain, ini yang akan dinilai”, tegasnya. 

Lebih lanjut, Yusri meminta kepada Pemdes Otak Rarangan agar tidak terlalu mengejar gelar juara, karena dengan mengejar juara menurutnya akan banyak mengeluarkan biaya dan cenderung manipulatif, akan tetapi momen lomba desa tersebut diharapkan sebagai sarana untuk memperbaiki diri, untuk melakukan perubahan atas kekurangan-kekurangan yang terjadi pada tahun sebelumnya. Kembali ia meminta agar pemdes menyuguhkan data-data yang konflit dan rill sesuai dengan kondisi desa yang sebenarnya, ketersediaan data merupakan hal yang sangat penting untuk melakukan penilaian, dan ini juga merupakan tugas utama para pendamping juri dimasing-masing bidang untuk melengkapi dan menyuguhkan data tersebut kepada tim penilai lomba desa nantinya. 

Sementara itu, dihadapan para tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan perwakilan dari berbagai unsur Lembaga dan organisasi kemasyarakatan Desa Otak Rarangan, Kepala Desa Otak Rarangan, Wirdan, meminta kepada peserta rapat untuk secara sukarela melibatkan diri dan bekerja sungguh-sungguh pada setiap proses dan tahapan kegiatan persiapan lomba, khususnya panitia dan para pendamping tim penilai agar membangun kerjasama yang baik, karena tanpa kerja sama maka persoalan lomba dan kegiatan-kegiatan penyelenggaraan lainnya akan berat dan terhambat, keterlibatan seluruh komponen kelembagaan desa dan elemen masyarakat lainnya sangat diharapkan untuk mensukseskan gelar lomba dimaksud, “mari kita sama-sama mensukseskan kegiatan ini, siapa lagi kalau bukan kita yang akan membangun desa kita, mari libatkan diri jangan saling tunjuk” pintanya. (Adhi)

Minggu, 24 Januari 2021

  

LUKMAN, S.PdI

Lombok Timur SR - Dalam upaya mewujudkan sebuah perencanaan yang terarah dan terukur, Pemerintah Desa Mamben Baru Kecamatan Wanasaba membangun kerja sama dengan salah satu perguruan tinggi di Lombok timur, kerjasama ini untuk melakukan kajian potensi dan sumberdaya yang dimiliki desa untuk dikembangkan, “seringkali kita tidak tau potensi dan sumberdaya apa yang kita miliki untuk kita kembangkan, untuk itu kita butuh para ahli untuk melakukan kajian”  kata Kades Mamben Baru, Lukman, S.PdI di kediamannya Jumat (15/1).

Nantinya hasil kajian tersebut tidak hanya sekedar menginventarisir potensi dan sumberdaya yang ada, tetapi pihak perguruan tinggi juga  akan memberikan rekomendasi cara pengembangannya, bahkan memfasilitasi Pemdes dengan para pihak terkait dalam upaya pengembangan tersebut. Selama ini menurut Lukman, bahwa perencanaan yang dilakukan melalui musyawarah, dan berbagai  bentuk penyerapan aspirasi lainnya yang tertuang dalam dokumen rencana pembangunan, seringkali hanya berupa daftar-daftar ‘kemauan’ belum sampai menyentuh kepada kebutuhan ril masyarakat, sehingga hasil pembangunan belum mampu menyentuh titik persoalan, belum mampu memberikan dampak yang cepat terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat, kemajuan dan kemandirian desa, “kami bersama masyarakat memiliki kemampuan terbatas, maka perencanaan kita juga terbatas pada kemauan kita saja, belum sampai menyentuh kepada kebutuhan yang sebenarnya yang kita butuhkan” paparnya.

Kebutuhan itu, sambung Lukman, maksudnya bagaimana mengembangkan dan mengelola potensi dan sumberdaya desa untuk peningkatan pendapatan asli desa dan kesejahteraan masyarakat, persoalan utama masyarakat adalah masih rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat, sehingga untuk mencapai visi misi mewujudkan desa yang maju dan mandiri itu sulit. Ditanya soal masih terbatasnya anggaran yang diperoleh selama ini, laki-laki kelahiran 1978 itu menjelaskan, jika hasil kajian nanti belum mampu tercover oleh dana yang ada, ia berencana akan membangun channeling dengan para pihak diantaranya pihak swasta (investor, red), pemerintah provinsi bahkan pusat,”jika nanti hasilnya membutuhkan anggaran yang besar, tentu hasil ini juga kita ramu dalam bentuk proposal dan kita minta pemprov atau pemerintah pusat untuk membantu kita” pungkasnya.

Ditempat berbeda, Koordinator pendamping desa pemberdayaan (PDP) Kecamatan Wansaba, Muh. Fauzan mengapresiasi langkah-langkah Kepala Desa Mamben Baru. Menurutnya, langkah pemerintah desa menggandeng perguruan tinggi untuk memetakan potensi dan sumberdaya desa untuk dikembangkan merupakan salah satu bentuk keseriusan kepala desa dalam memajukan desanya, “tentu kita sangat mengapresiasi langkah-langkah Kades tersebut, itu artinya beliau serius membangun desanya” ungkap Fauzan.

Lebih lanjut, Muh. Fauzan mengemukakan bahwa inisiatif Pemerintah Desa Mamben Baru meminta para ahli dari perguruan tinggi tersebut patut ditiru oleh desa-desa lainnya, “kita berharap desa-desa lainnya dapat melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan mamben baru” tutupnya. (adhi).

 

Sumber : Koran Mingguan Suara Rinjani

 

 


 

Muh. Fauzan, S.Si.  PDP Kec. Wanasaba

Wanasaba : Koordinator Pendamping Desa Kecamatan Wansasaba Lombok Timur, Muh. Fauzan, S.Si menyebutkan bahwa program pembangunan desa harus selaras dengan SDGs (Sustainable Development Goals) Desa yakni  tujuan pembangunan berkelanjutan yang dicanangkan oleh pemerintah pusat yang dalam hal ini Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) sehingga penyaluran Bantuan Langsung Tunai dari Dana Desa (BLT-DD) bukan satu-satunya yang harus diprioritaskan oleh pemerintah desa. Ia menyebutkan setidaknya ada delapan belas tujuan dan sasaran SDGs Desa yang menjadi arah perencanaan pembangunan desa. Demikian dikatakannya saat memfasilitasi Musyawarah Desa Khusus (Musdesus) penentuan jumlah KPM penerima BLT-DD yang diselenggarakan oleh Badan Pemusyawaratan Desa (BPD) dan Pemerintah Desa Wanasaba Daya Kecamatan Wanasaba di Aula Gedung Kantor Desa Wanasaba Daya pada Jumat (22/1) kemarin.

Pada acara Musdesus yang berlangsung alot tersebut, Fauzan menjelaskan bahwa pemerintah desa perlu mempertimbangkan prioritas pembangunan yang lain, “ BLT ini bukan satu-satunya, setidaknya ada 18 prioritas pembangunan yang juga harus dipikirkan oleh pemerintah desa” jelasnya. Untuk itu ia menekankan bahwa dalam penentuan KPM harus benar-benar sesuai dengan kreteria yang disyaratkan oleh pemerintah seperti keluarga miskin atau tidak mampu, tidak termasuk penerima PKH, Kartu Sembako, Kartu Pra Kerja, Bansos Tunai dan program Bansos pemerintah lainnya, sehingga alokasi anggaran yang diterima pemerintah desa khususnya dana desa dapat diarahkan pada kegiatan pembangunan yang lain, sehingga pembangunan yang dilaksanakan dapat dirasakan oleh seluruh warga masyarakat.

Pada kesempatan yang sama, Muh. Fauzan juga menjelaskan bahwa keluraga penerima manfaat (KPM) BLT-DD harus benar-benar ditentukan melalui Musdesus yang dibuktikan dengan berita acara yang selanjutnya terbitkannnya peraturan kepala desa tentang daftar penerima BLT-DD, “KPM harus dibahas bersama BPD melalui Musdesus kemudian di berita acarakan selanjutnya kepala desa menerbitkan Perkades” pungkasnya. (Adhi)



Tuaq Adhi

Aku hanya menulis ketika ada bisikan hati. Aku tak akan menulis jika terpaksa apalagi dipaksa. Karena Menulis itu kerja pikiran, yang keluar dari hati. Jika tanpa berpadu keduanya, Hanya umpatan dan caci maki.

Utama

Cari Disini

Adhi. Diberdayakan oleh Blogger.

Ucapan

TERIMAKASIH TELAH BERKUNGJUNG DI Senandung Anak Desa

Translate

Kutipan

Semua manusia memliki potensi utk mencapai kebenaran, tetapi tidak mungkin kebenaran mutlak dimiliki oleh manusia, karena yg benar secara mutlak hanya Tuhan. Maka semua pemikiran manusia juga harus dinilai kebenarannya secara relatif. Pemikirn yg mengklaim sbg benar secara mutlak, dan yg lain berarti salah secara mutlak, adlh pemikiran yg bertentangan dgn kemanusiaan dan keTuhanan.

Note

Tidak ada satupun peradaban yang terlahir di bumi ini tanpa proses hijrah, Harimau yang terkenal sebagai raja rimba akan tetap dalam kelaparan kalau dia tidak meninggalkan sarangnya untuk mencari makan, keindahan sayap kupu-kupu akan menjadi keindahan pribadi tanpa bisa di nikmati orang kalau dia tidak meninggalkan kepompongnya, begitu juga halnya dengan manusia dia tidak akan mernjadi manusia paripurna kalau dia tidak meninggalkan kampung halamannya untuk menggali ilmu ilahi.

Popular Posts