Minggu, 29 Maret 2020


Amrulloh (Sekdes Tembeng Putik)

Wanasaba  – Setelah hebohnya warga Kecamatan Aikmel terinveksi Covid-19 beberapa hari yang lalu, kecamatan tetangga mulai resah, sebut saja Desa Tembeng Putik Kecamatan Wanasaba, menyikapi hal tersebut pemerintah Desa Tembeng Putik sekitar pukul 23.23 wita separuh malam pada selasa 24 maret beberapa hari yang lalu langsung membentuk satuan tugas (satgas) pencegahan penyebaran virus corona, serta menentukan langkah-langkah pencegahan dan antisipasi,  “jadi malam itu kita langsung bentuk satgas serta menentukan langkah selanjutnya supaya masyarakat tidak resah” jelas Sekdes Tembeng Putik, Amrullah pada kamis (26/3).

Dan kini, lanjut Amrullah yang juga selaku Sekretaris Satgas, bahwa saat ini pemerintah desa dan warga masyarakat  kembali diresahkan oleh banyaknya warga Tembeng Putik yang pulang kampung, diperkirakan lima puluhan lebih warga pulang kampung dalam dua minggu terakhir ini, ada yang dari bali, jogja, malaysia dan hongkong dan yang paling banyak adalah dari bali, “kepulangan mereka tentu saja meresahkan kita, bisa saja mereka sehat, tapi diperjalanan mereka akan mengalami banyak kontak dengan orang lain” jelas Amrullh.

Untuk warga masyarakat yang baru pulang dari luar daerah maupun luar negeri, pemerintah desa melalui satgas menghimbau supaya dapat melakukan isolasi mandiri sambil memeriksakan kesehatan di pusat-pusat pelayanan kesehatan yang telah ditunjuk oleh pemerintah, bahkan dianjurkan sebelum memasuki desa tembeng putik diharapkan warga untuk memriksa kesehatan terlebih dahulu dan bisa melakukan sterilisasi sebelum kedesa dan bertemu keluarga,”kita berharap kepada mereka yang baru pulang agar bisa langsung ke rumah sakita misalnya untuk cek kesehatan” terang amrullah


Sementara itu, satgas yang telah terbentuk telah banyak melakukan upaya-upaya pencegahan dan antisipasi seperti melakukan penyemprotan di semua dusun khususnya tempat-tempat umum, menyebar luaskan maklumat pemerintah desa, menyiarkan himbauan-himbauan ke warga masyarakat untuk tidak banyak melakukan aktifitas luar rumah, melaksanakan perayaan yang melibatkan banyak orang dan lain sebagainya. Untuk kegiatan penyemprotan akan terus dilakukan oleh satgas yang telah terbentuk, bahkan hasil rapat koordinasi pemerintah desa dengan badan permusyawaratan desa (BPD) bahwa pemdes telah menganggarkan sejumlah peralatan dan atau fasilitas lainnya untuk kebutuhan pemyemprotan.

Kepada pemerintah daerah dan pusat, Amrullah selaku sekretaris satgas pencegah virus Covid-19 desa tembeng putik berharap agar kiranya pemerintah dapat membantu dengan memperhatikan fasilitas satgas atau relawan yang sudah terbentuk di desa-desa, kesulitan satgas atau relawan saat ini adalah alat pelindung diri (APD) seperti masker, sarung tangan dan sejenisnya, karena menurutnya apabila ada kejadian warga yang terindikasi terpapar tentu satgaslah yang akan menjadi garda terdepan yang akan melakukan pertolongan pertama dengan tidak menutup kemungkinan akan terjadi kontak langsung dengan korban,”kita berharap pemerintah daerah ataupun pusat dapat memfasilitasi kita APD, sebab ini barang sudah langka, kalau ada warga terindikasi maka kami menjadi orang pertama yang akan menolong dan kontak langsung dengan yang bersangkutan” punkasnya. (Adhi)

Minggu, 15 Maret 2020


Semalam Di Yogyakarta
Oleh :Wigisni Zahrah



Ilustrasi
Ketika pengumuman SNMPTN keluar, aku dinyatakan lulus, dengan berbekal nekat aku berangkat ke Yogyakarta seorang diri dengan bekal seadanya. Kepergianku tidak hanya untuk memenuhi keinginan untuk dapat mengenyam pendidikan perguruan tinggi, namun aku juga ingin keluar dan melepaskan diri dari lilitan peristiwa yang hampir membuatku rapuh.
Ayah mengantarku kebandara dengan sepeda motornya, setiba di bandara, saat menuju pesawat, ayah memeluk ku erat, untuk pertama kalinya aku merasakan pelukan seorang ayah, aku baru menyadari bahwa ayah juga sangat sayang padaku, ternyata selama ini ada rasa sayang yang tersembunyi dibalik sikap kerasnya, rasa sayangnya ia tampakkan setelah kami tidak akan bersama lagi,   dan disaat mengharukan ini pula aku mendengar ayah memanggilku dengan sebutan “anakku” untuk pertama kalinya, air mata tak tertahankan merayap dipipiku, pelik serasa dihati, aku tak dapat berucap sepatah katapun, aku hanya diam, diam dan diam, “aku telah salah memahami ayah”bisik hatiku. Berdosa rasanya, karena selama ini aku tak pernah menyadari cinta seorang ayah.
Aku terus melangkah gontai menghampiri pesawat, aku tak sanggup lagi menoleh, melihat ayah lagi, aku terus berjalan menuju pintu pesawat dengan isak dan airmata yang terus mengguyur, saat disapa orangpun aku tak mampu membalasnya, hanya ayah dalam pikiranku, tiba-tiba rasa bersalah menyeruak menghantuiku, aku merasa sangat bodoh karena tak pernah mengerti ayah, “ayah, ayah, ayah, maafkan aku, maafkan anakmu yang tak pernah memahami kasihmu itu, maafkan aku ayah, maafkan aku”rintih ku dalam hati.
Menjalani hidup ini memang tak selalu indah, akan selalu ada onak dan duri menyertai setiap langkah sesiapapun termasuk diriku. Aku belajar tentang ketabahan, aku belajar untuk selalu bisa kuat, mengejar mimpi dengan banyak keterbatasan sangat rentan melahirkan keputus-asaan, serupa dengan diriku yang tidak mudah untuk mengumpulkan hasil bekerja untuk biaya pendidikan, iya,....lebih-lebih biaya pendidikan keluar daerah.  
Tanpa terasa pesawat yang kutumpangi telah landing ditanah Yogyakarta, semua orang yang keluar dari pesawat disambut hangat oleh kerabatnya, sedangkan aku tak satupun menyambutku, aku hanya berjalan dan berjalan memberanikan diri beranjak pergi dengan ditemani kertas lusuh gambar kota pendidikan itu, tak pernah lepas dari genggaman tanganku, karena kertas itulah satu-satunya penunjuk arah ke alamat kos teman kelasku dibangku SMA, Ratna namanya. Setelah tiba di kos Ratna, aku masih saja menangis hingga ia pun bertanya-tanya dan berusaha menenangkanku.
Keesokan harinya,  aku pergi menuju Kampus tujuanku yang letaknya tak jauh dari kos tersebut, sehingga dapat kutempuh dengan berjalan kaki. Setiba disana, aku menerima beberapa lembar form seperti pengeluaran SPP, data biaya pembagunan dan beberapa rilis pembiayaan lainnya, setelah mengamati lembaran-lembaran itu, aku tertegun membatu melihat angka-angka yang tertulis rapi dalam beberapa kertas yang kuterima, sesekali aku harus menarik napas dalam-dalam ketika mataku fokus pada digit yang tak mampu kujangkau, bekalku hanya seadanya, aku tak punya cukup uang untuk memenuhi angka-angka yang diminta dalam lembaran kertas itu, di Yogyakarta aku hanyalah sebatangkara dan orang asing, kemana aku meminta bantuan ?, kesiapa aku harus mengadu ?, aku bagai berada diruang gelap yang tak memiliki jendela. Tatkala tabir surya tersingkap, aku mencoba untuk merangkak, tertatih-tatih diseret derasnya arus kehidupan dan tersentak ketika ditampar pahitnya kenyataan.
Tak ada lagi alternatif yang solutif, aku hanya bisa menasihati diri, menguatkan diri, menghibur diri, ditengah kebutaan dan kebuntuan, akhirnya aku memutuskan untuk kembali ke kampung halaman. Menimba ilmu dikota bergensi bernama Yogyakarta telah pupus,  aku harus mengubur mimpi itu dalam-dalam, aku harus berani memilih jalan lain, hati kecilku berkata bahwa menuntut ilmu haruslah dengan segenap keikhlasan, kesungguhan dan sesuai kemampuan, bukan karena terobsesi lantas salah tujuan.
Sesampai dikampung halaman, aku memilih salah satu Universitas yang berada di kota Mataram, saat itu juga aku ditawari sebuah pekerjaan oleh seorang teman,  karena mengetahui aku telah kembali dan percaya dengan potensi yang aku miliki. Belajar dan belajar adalah satu-satunya pintu untuk dapat memiliki energi baru. Usai menempuh uji SBMPTN,  akupun dinyatakan lulus, seketika apa yang kualami menjadi sirna dan melahirkan rasa syukur yang mendalam karena kini aku telah menyandang predikat sebagai mahasiswi Unram.
Selama masih ada harapan, tidak ada kata putus-asa. Ku dekap asa walau jalan berliku, perjuangan ini akan tetap berlanjut hingga akhir nanti. Bagaimanapun jalannya akan tetap kuperjuangkan. seperti kata Yus Ibnu Yasin dalam bukunya 1001 Nasehat Untuk Sahabat; ”Kenapa takut melangkah? Takut salah? Satu-satunya orang yang tak pernah salah adalah mereka yang tak berbuat apa-apa”,  “Jika dihati kita masih ada secuil harapan, berarti semua masih bisa diperjuangkan”,  “Satu-satunya jalan untuk menyelesaikan masalah adalah dengan terus berjuang, bergerak, berlari, dan mengambil alih Kendali atas tekanan itu”,  “Yang tak pernah merasakan pahitnya perjuangan, takkan pernah mendapat kesempatan menikmati lezatnya bahagia”.



Tuaq Adhi

Aku hanya menulis ketika ada bisikan hati. Aku tak akan menulis jika terpaksa apalagi dipaksa. Karena Menulis itu kerja pikiran, yang keluar dari hati. Jika tanpa berpadu keduanya, Hanya umpatan dan caci maki.

Utama

Cari Disini

Adhi. Diberdayakan oleh Blogger.

Ucapan

TERIMAKASIH TELAH BERKUNGJUNG DI Senandung Anak Desa

Translate

Kutipan

Semua manusia memliki potensi utk mencapai kebenaran, tetapi tidak mungkin kebenaran mutlak dimiliki oleh manusia, karena yg benar secara mutlak hanya Tuhan. Maka semua pemikiran manusia juga harus dinilai kebenarannya secara relatif. Pemikirn yg mengklaim sbg benar secara mutlak, dan yg lain berarti salah secara mutlak, adlh pemikiran yg bertentangan dgn kemanusiaan dan keTuhanan.

Note

Tidak ada satupun peradaban yang terlahir di bumi ini tanpa proses hijrah, Harimau yang terkenal sebagai raja rimba akan tetap dalam kelaparan kalau dia tidak meninggalkan sarangnya untuk mencari makan, keindahan sayap kupu-kupu akan menjadi keindahan pribadi tanpa bisa di nikmati orang kalau dia tidak meninggalkan kepompongnya, begitu juga halnya dengan manusia dia tidak akan mernjadi manusia paripurna kalau dia tidak meninggalkan kampung halamannya untuk menggali ilmu ilahi.

Popular Posts