Harmain (Kades Bebidas) Saat Membuka Rembug Stunting dan Pembentukan Rumah Desa Sehat (RDS) |
Wanasaba –
Penanganan stunting merupakan tanggung jawab bersama karena persoalan stunting
adalah persoalan masadepan generasi yang akan datang, pemerintah pusat hingga
pemerintah daerah mengintruksikan bahwa penanganan pencegahan stunting
merupakan kegiatan yang harus dilaksanakan, sehingga desa harus menganggarkan minimal
duapuluh persen (20%) dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) nya
untuk penanganan pencegahan stunting, bahkan Pemerintah Daerah Lombok Timur menjanjikan
umroh bagi para kepala desa yang mampu menekan angka stunting.
Demikian dikatakan Kepala Desa Bebidas saat membuka acara
Rembug Stunting dan Pembentukan Rumah Desa Sehat (RDS) di aula kantor Desa
Bebidas Kecamatan Wanasaba pada Selasa (3/9) minggu lalu. Sambung Harmain,
kepala desa Bebidas, Bupati Lombok Timur menjanjikan umroh kepada para kepala
desa yang mampu menekan angka stunting merupakan penyemangat dan bentuk
keseriusan pemerintah daerah dalam upaya pencegahan stunting. “Umroh bagi
kepala desa adalah penyemangat, namun bukan soal hadiah umroh, ini merupakan
bentuk keseriusan, dan kita harus benar-benar laksanakan karena merupakan
tanggung jawab kita bersama, karena menyangkut masadepan generasi kita”
jelasnya dihadapan para kader posyandu
dan peserta rembug lainnya.
Pencegahan stunting ini, lanjut Harmain, harus benar-benar
dilaksanakan oleh semua pihak melalui bidang dan fungsi masing-masing, terutama
para kader posyandu, karena sasaran utama pencegahan stunting adalah mulai dari
ibu hamil hingga balita, dan kader posyandulah yang paling dekat dan banyak
bersentuhan terkait dengan ibu hamil dan balita. Kades bebidas menghimbau
kepada para kader agar terus memantau, melakukan pembinaan serta meng-update
data-data agar penanganan stunting benar-benar terlaksana dan tepat sasaran oleh
pemerintah desa, bahkan kades harmain menjanjikan reward bagi kader yang
benar-benar dan sunguh-sungguh melaksakan tugasnya dalam upaya pencegahan
stunting. “kader yang sungguh-sungguh membantu kita akan kita berikan
penghargaan nantinya” janji Harmain.
Lebih jauh, Kepala Desa Bebidas mengaku bahwa isentif dan
biaya oprasional para kader posyandu tetap dianggarkan dan kedepan akan
ditingkatkan, namun ia mengingatkan bahwa
seberapapun besaran insentif dan biaya oprasional akan selalu dirasa
kurang oleh para kader jika para kader tidak ikhlas dan sungguh-sungguh bekerja
membantu masyarakat,”sebenarnya jika kita ikhlas bekerja seberapupun yang kita
dapat tidak akan jadi masalah, tapi bekerjalah dengan sebaik-baiknya membantu
kita dan masyarakat, kita akan tingkatkan biaya-biaya yang akan diperlukan”
ungkapnya.
Sementara itu, ditempat yang sama, Bahtiar Ripai dari
Pendamping Desa Pemberdayaan P3MD selaku fasilitator dalam rembug stunting
tersebut menyebutkan bahwa penanganan stunting merupakan aksi nasional yang menekankan pada kegiatan konvergensi baik ditingkat nasional
daerah dan desa untuk memprioritaskan
kegiatan intervensi Gizi Spesifik dan Gizi Sensitif pada 1000 hari
pertama kehidupan hingga sampai usia enam tahun, “penyebab stunting itu
daiantaranya faktor kekurangan gizi, kurangnya akses makanan bergizi, kurangnya
pengetahuan ibu dan keluarga, pola pengasuhan, pola pemberian makanan, sanitasi
dan air bersih, sehingga penanganannya mulai dari posyandu, pendidikan anak
usia dini (PAUD) hingga Keluarga dan atau Komunitas” papar Bahtiar.
Pelaksanaan rembug stunting ini dihadiri oleh Tim Pendamping
P3MD, Tim Pelaksana Inovasi Desa (TPID) Kecamtan Wanasaba, pihak Puskesmas,
unsur dari DP3AKB/PLKB, Kader PKK dan beberapa perwakilan lembaga desa lainnya. (adhi)
0 komentar:
Posting Komentar