Kisah cinta Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie seolah jadi panutan.
Kesetiaan, kesabaran, dan keromantisan Habibie membuat kagum. Tidak heran,
kisah cintanya dengan sang istri, Ainun Habibie, diabadikan dalam sebuah film
berjudul "Habibie dan Ainun".
Dalam wawancara eksklusif dengan Najwa
Shihab, bekerja sama dengan IDN Times, Habibie yang akrab disapa Eyang menjawab
pertanyaan pembaca IDN Times seputar cinta, patah hati, dan pengabdi
mantan.
1. Kalau sudah ketemu jodoh, gak punya apa-apa gak soal
Saat sesi pertama, Najwa membacakan pertanyaan pembaca IDN Times yang menanyakan pada Habibie, apakah
menikah dulu atau mapan dulu sebelum nikah.
Dengan tegas, Habibie menjawab, jika sudah
bertemu jodoh tidak masalah kalau tidak punya apa-apa.
"Pokoknya kalau sudah ketemu jodohnya
gak punya apa apa gak soal. Kita bisa menjadi mapan jika bekerja sama dan
transparan antara suami dan istri, saya alami sendiri," ungkap
Habibie.
2. Kalau dia dilahirkan untuk saya, tidak perlu jungkir balik
saya dapat
Bahkan, Habibie menceritakan, saat bertemu Ainun dia langsung
menanyakan apakah Ainun sudah punya pacar, sebab banyak pria yang naksir, ada yang
lebih ganteng dan kaya dari dia.
Aku hanya menulis ketika ada bisikan hati.
Aku tak akan menulis jika terpaksa apalagi dipaksa.
Karena Menulis itu kerja pikiran, yang keluar dari hati. Jika tanpa berpadu keduanya, Hanya umpatan dan caci maki.
Semua manusia memliki potensi utk mencapai kebenaran, tetapi tidak mungkin kebenaran mutlak dimiliki oleh manusia, karena yg benar secara mutlak hanya Tuhan. Maka semua pemikiran manusia juga harus dinilai kebenarannya secara relatif. Pemikirn yg mengklaim sbg benar secara mutlak, dan yg lain berarti salah secara mutlak, adlh pemikiran yg bertentangan dgn kemanusiaan dan keTuhanan.
Tidak ada satupun peradaban yang terlahir di bumi ini tanpa proses hijrah, Harimau yang terkenal sebagai raja rimba akan tetap dalam kelaparan kalau dia tidak meninggalkan sarangnya untuk mencari makan, keindahan sayap kupu-kupu akan menjadi keindahan pribadi tanpa bisa di nikmati orang kalau dia tidak meninggalkan kepompongnya, begitu juga halnya dengan manusia dia tidak akan mernjadi manusia paripurna kalau dia tidak meninggalkan kampung halamannya untuk menggali ilmu ilahi.
0 komentar:
Posting Komentar