Selasa, 10 September 2019




Terara, DA : Khususnya diwilayah Desa Rarang Selatan hingga ke Desa Rarang Batas. Hari itu (13/7) para petani tambakau virginia nampak sibuk melawan panas terik matahari dan dahaga puasa untuk sekedar mengairi pohon tembakau yang baru beberapa minggu ditanam, menenteng ember air dan menuangnya ke pangkal pohon tembakau dengan satu cedok ukuran 0,5 liter agar tanaman tembakau tidak terbakar oleh panas matahari dan tanah yang sudah mulai kering dan mengeras. Timan (40) mengaku resah dengan kondisi musim panas yang terjadi, jika dia tidak memiliki uang untuk sewa mesin dan beli air, tentu petani miskin sepertinya harus kerja keras setiap harinya untuk mengairi tembakau dengan berkeliling membawa ember. Jika tidak demikian maka panen tembakaupun akan terancam gagal total, “kalau tidak sanggup berkeliling bawa ember menyirami pohon tembakau tentu kita akan rugi, atau paling tidak kita harus punya uang untuk sewa mesin air, makanya makin hari kita makin resah saja dengan musim panas ini” tuturnya bergantian dengan sang istri. Sambil menunjukkan warna coklat tua batang tembakau akibat kekeringan, Timan juga mengakui bahwa debit air di sejumlah embung/ mata air juga kian menyusut. Hal senada juga diungkapkan Nasrudin (41), ia memperkirakan bahwa untuk tahun ini petani yang berada di Rarang selatan hingga ke Rarang Batas mencapai rartusan hektar lahan untuk menanam tembakau dan mengalami hal yang sama yakni masalah kekeringan di musim panas sekarang ini. Dampak yang sangat mencuat dari musim panas seperti ini adalah terancamnya pohon tanaman tembakau terbakar akibat lambatnya mendapat pengairan, selanjutnya adalah kost atau biaya yang semakin membengkak,”kami petani saat ini memang benar-benar susah akibat dari musim panas sekarang ini, yang akibatnya tembakau bisa mati atau terbakar, biaya juga semakin bertambah, bayangkan saja untuk satu hektar jika kita menyewa mesin dan mengairinya dapat memakan waktu sampai lima hari bahkan bisa lebih baru bisa terairi semuanaya, dan satu hari hari biaya pengairan dengan mesin mencapai tiga ratus ribu rupiah perhari, jadi bagaimana kami tidak pusing”ungkap Nasrudin yang juga merupakan Kadus Seganteng. Lebih jauh Nasrudin menuturkan bahwa pembengkakan biaya atau kost yang tinggi pada musim tanam kali ini juga diakibatkan oleh tenaga kerja kurang yang dibarengi dengan ongkos atau upah buruh harian yang mahal, untuk satu hari per orang mencapai Rp.40.000,-, musim panas yang terus mendera para petani tembakau memaksa untuk bisa kerja keras dan  memutar otak mencari utangan (pinjam modal/uang) untuk menyelamatkan tanaman tembakau agar tidak merugi. “kita memang benar-benar harus kerja keras dan bisa mencari utangan atau modal untuk membiayai tanaman tembakau kita”keluh Nasrudin. Seperti yang diungkapkan petani lainnya Nasrudin juga mengakui bahwa debit air kian menyusut, sehingga dapat menyewa mesin pompapun tidak lantas masalah menjadi ringan, karna setelah mendapat mesin pompa para petani juga dipeningkan dengan mencari sumber air yang cukup  disedot untuk mengairi tanaman tembakaunya. (adhi)

0 komentar:

Tuaq Adhi

Aku hanya menulis ketika ada bisikan hati. Aku tak akan menulis jika terpaksa apalagi dipaksa. Karena Menulis itu kerja pikiran, yang keluar dari hati. Jika tanpa berpadu keduanya, Hanya umpatan dan caci maki.

Utama

Cari Disini

Adhi. Diberdayakan oleh Blogger.

Ucapan

TERIMAKASIH TELAH BERKUNGJUNG DI Senandung Anak Desa

Translate

Kutipan

Semua manusia memliki potensi utk mencapai kebenaran, tetapi tidak mungkin kebenaran mutlak dimiliki oleh manusia, karena yg benar secara mutlak hanya Tuhan. Maka semua pemikiran manusia juga harus dinilai kebenarannya secara relatif. Pemikirn yg mengklaim sbg benar secara mutlak, dan yg lain berarti salah secara mutlak, adlh pemikiran yg bertentangan dgn kemanusiaan dan keTuhanan.

Note

Tidak ada satupun peradaban yang terlahir di bumi ini tanpa proses hijrah, Harimau yang terkenal sebagai raja rimba akan tetap dalam kelaparan kalau dia tidak meninggalkan sarangnya untuk mencari makan, keindahan sayap kupu-kupu akan menjadi keindahan pribadi tanpa bisa di nikmati orang kalau dia tidak meninggalkan kepompongnya, begitu juga halnya dengan manusia dia tidak akan mernjadi manusia paripurna kalau dia tidak meninggalkan kampung halamannya untuk menggali ilmu ilahi.

Popular Posts

Blog Archive