Tulisan ini di tulis pada tgl 25 Juli 2009
Kemana adik-adikku....?
Oleh
: MULIADI
( Mahasiswa Sosiologi, Smstr: VI/E )
Ilustrasi |
Dari
jumlah 3340 pendaftar calon mahasiswa/i STKIP Hamzanwadi Selong jalur murni
yang mengikuti Tes seleksi, sebanyak
2340 siswa menuai kecewa/tidak lulus (RL.24 juli 2009).
Indonesia
yang maju, bermartabat, berdaulat, berakhlak mulia, berilmu, mandiri, berani
dan kreatif, hanya bisa terwujud jika pendidikan di beri tempat utama. Jika
pendidikan menjadi lokomotif pembangunan bangsa, siapapun yang akan menjadi
pemimpin negeri ini, jika mereka mengabaikan hal ini, sebagian cita-cita dan
janji mereka tidak akan terlaksana. Perintah pertama Allah SWT kepada nabi
Muhammad SAW, ‘iqro!’ adalah perintah untuk mengarungi samudra ilmu
pengetahuan. Perintah untuk melaksanakan pendidikan. Karena pendidikan adalah
pintu bagi peradaban. Dan peradaban adalah penentu kualitas kebudayaan sebuah
bangsa.
Sejak
hari / tanggal di bukanya penerimaan mahasiswa/i baru di STKIP Hamzanwadi Selong
Tahun Pelajaran 2009/2010, terlihat para siswa/i lulusan SMA/SMA sederajat dan
terkadang ada yang bersama orang tua mereka berjubel memadati secretariat PMB
(Penerimaan Mahasiswa Baru ). Tercatat 3340 calon mahasiswa/i baru akan
mengikuti tes seleksi untuk duduk di bangku kuliah perguruan tinggi keguruan
dan ilmu pendidikan ini.
Angka
3340 orang pendaftar sebagai calon mahasiswa/i merupakan angka yang sangat
fantastis, kesimpulannya bahwa kesadaran akan betapa pentingnya pendidikan
sudah merasuki jiwa dan semangat generasi dan orang tua sehingga animo untuk
melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi begitu bergelora.
Tanpa
bermaksud menganulir factor-faktor pendorong penting lainnya, Derasnya arus ke
STKIP Hamzanwadi Selong untuk melanjutkan jenjang pendidikan ke perguruan
tinggi, disebabkan oleh beberapa factor pendorong, pertama, ini merupakan salah satu keberhasilan lembaga ini
sejak didirikan, lembaga yang memang memproduk tenaga-tenaga pendidik tentunya
akan membangun pola pikir, pemahaman dan motivasi tentang betapa pentingnya
pendidikan, sehingga pemahaman ini terus ditularkan kepada saudara, orang tua,
teman maupun ke kerabat lainnya oleh alumni maupun mahasiswa/inya yang masih
aktif. Yang kedua banyaknya
pentolan/Alumni STKIP yang kini sudah menuai kesuksesan yang tersebar di
berbagai instansi pemerintah, lembaga pendidikan negeri maupun swasta lainnya. Ketiga STKIP Hamzanwadi Selong merupakan
lembaga perguruan tinggi yang berada di pusat kota Kabupaten Lombok Timur
artinya bahwa lembaga ini berada di tempat yang cukup strategis. Keempat kebanyakan program study yang
ditawarkan sudah terakreditas. Yang kelima geliat pembangunan infrastruktur pendukung
dan sarana prasarana lainnya terus terbangun bahkan sebagiannya sudah mulai
rampung seperti Gedung atau ruang perkuliahan, Perpustakaan, Laboraturium,
berbagai ruangan lainnya dan terlihat megah dan indah sehingga Pesona STKIP
Hamzanwadi Selong menjadi daya tarik.
Keberhasilan mereka (siswa/i SMA/SMA
sederajat ) melewati peristiwa menyeramkan, suasana
hening mencekam (UAN) tidak lantas dengan mudah melenggang masuk
keperguruan tinggi yang di harapkan, masuk di STKIP Hamzanwadi Selong mereka harus bekerja keras lagi, berkompetisi
karna STKIP Hamzanwadi Selong sekarang
ada RESTRIKSI. Tidak saja menunggu pengumuman hasil UAN kemarin ada H2C
namun menunggu pengumuman PMB STKIP Hamzanwadi Selong ternyata harap-harap cemas juga. Bagaimana tidak
dari 3340 calon mahasiswa/i yang mengikuti seleksi PMB hanya 1000 orang yang
akan diterima dari jalur murni. Pada
tanggal 22 hingga 24 Juli 2009 nampak kerumunan terjadi di halaman kampus STKIP
Hamzanwadi Selong, bila diperhatikan disana ada mahasiswa, ada calon mahasiswa
bahkan juga ada orang tua. Tatapan mata mereka fokus dan khusuk memperhatikan,
rupanya mereka sedang meperhatikan nomer dan nama hasil seleksi PMB beberapa
hari yang lalu. Tergambar dari wajah mereka yang keluar dari kerumunan, ada
yang tersenyum penuh kepuasan, ada yang biasa-biasa saja, namun ternyata banyak
juga bermuram durja. Kecewa, kesal, sedih adalah ungkapan mereka yang tidak
lulus dan tergambar pula dari raut wajah tentang bagaimana perasaan dan sedang
memikirkan apa mereka.
“kak, aku nggak lulus, aku kesal, aku kecewa dan aku
sedih. ( tutur Linda ).
“ aku tidak lulus, orang tuaku kecewa dan aku pun
sedih, ke perguruan tinggi mana lagi sekarang ? (ungkap Yon)
“ aku kecewa, aku ngga’ lulus PMB di STKIP. Orang
tuaku nyuruh aku ke Perguruan tinggi lain, tapi masa’ aku disuruh ke fakultas
lain, sekolah itu kan harus sesuai juga dengan minat dan bakat. ( kata Yuni )
Inilah potret calon mahasiswa/i yang
tidak lulus seleksi PMB STKIP Hamzanwadi Selong . Ditahun pelajaran 2009/2010,
ribuan anak yang melalui jalur murni harus menelan pil pahit akibat kebijakan
lembaga yang membatasi jumlah mahasiswa/I yang di terima, dampak ini tentu
sangat memperihatinkan sekali, dimana mereka kebingungan menentukan perguruan
tinggi mana lagi yang mereka tuju
untuk menimba ilmu, memang STKIP Hamzanwadi
Selong bukanlah satu-satunya perguruan
tinggi yang ada di Lotim, akan tetapi tidak mudah untuk bagi mereka (siswa/i
dan orang tua) menentukan pilihan, karena memang mereka harus mempertimbangkan
beberapa pertimbangan lain, seperti : yang pertama-harus
sesuai dengan bakat dan minat,yang kedua
jarak jangkauan dari tempat tinggal, ini memang harus mereka pertimbangkan
karna kondisi ekonomi juga, yang ketiga fasilitas
penunjang kegiatan belajar mengajar, keempat
status PT maupun jurusannya, apakah
diakui, terakreditas tidaknya kelima kompetensi tenaga pengajar (Dosen),
dan lain sebagainya, ini tentu sesuatu yang sulit bagi mereka lebih-lebih bagi
siswa/i atau orang tua yang kurang mampu. Pertanyaannya kemudian kenapa STKIP Hamzanwadi
Selong secara kwantitas tahun ini menerima
mahasiswa/I jauh lebih sedikit dari pada tahun-tahun sebelumnya?, kenapa tidak
dari dulu membatasi kuota ketika STKIP Hamzanwadi
Selong masih dalam kondisi serba
keterbatasan, inikah tradisi setiap PT yang sudah mulai mapan dan atau sudah
banyak yang meminati ?. jawabannya pihak lembagalah yang mampu menjawab dan
tentu lembaga mempunyai dasar dan alasan yang kuat serta dalil yang shaih.
(Baca : Radar Lombok edisi Jum’at 24 juli 2009, hal.4). dalam hal ini memang
kita belum bisa mengatakan siapa yang bersalah dan bertanggung jawab. Dan
tulisan inipun tidak bermaksud menyalahkan siapa-siapa, namun tulisan ini hanya
berharap supaya ini tidak terulang lagi, setidak-tidaknya bisa diminimalisir
kedepannya, kita tentu tidak ingin melihat generasi-generasi selanjutnya menuai
kekecewaan dan kebingungan masalah PT di setiap tahunnya. (adhi)
0 komentar:
Posting Komentar