Kegiatan HULTAH NWDI KE 77 dan Haul
KE 15 Almagfurulahu Maulana Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid yang
dilaksanakan di medah HULTAH Yayasan Pendidikan Hamzanwadi Pondok Pesantren
Darunnahdlatain Nahdlatul Wathan (YPH PPD NW ) Pancor telah di selenggarakan
yang puncak acaranya pada hari minggu 15 juli 2012 kemaren. Nahdlatul Wathan
(NW) merupakan organisasi terbesar di Nusa Tenggara Barat, organisasi yang satu
ini kini sangat mendapat sorotan di berbagai kalangan khususnya para pemerhati Pendidikan,
Politik dan Sosial. Setelah Nahdlatul Wathan berhasil mengusung kadernya yakni DR.
KH. M.Zainul Majdi, MA yang juga
merupakan PBNW duduk di
kursi kepemimpinan birokrasi menjadi orang nomer satu di NTB ini dan adanya ‘Dikotomi’
di tubuh Nahdlatul Wathan, organisasi yang didirikan oleh Almagfurulahu Maulana
Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid selalu menjadi topik menghangat disetiap
diskusi, obrolan warung kopi hingga ke berbagai group diskusi di jejaring
sosial lainnya lebih-lebih di tahun 2013 mendatang ini akan terselenggaranya
kembali pesta demokrasi yang akan menentukan sosok yang akan memimpin daerah
ini dan merupakan bagian penentu nasib daerah NTB kedepannya. Lalu bagaimanakah
NW dan Politik dari kacamata akar rumput.....?
Tidak ada moment hultah pun
yang terlewati, selagi ada kesempatan untuk menghadirinya, moment hultah adalah
kesempatan emas untuk bisa mendengar pengajian sekaligus moment mengenang
kembali sosok dan perjuangan TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid sebagai
sosok tauladan dan panutan.
..........bagi Amaq ini, NW adalah satu, perkara
ada NW Anjani atau Pancor itu hanyalah istilah atau hanya pembagian tugas
saja. “Mau ada NW Masbagik, Labuhan Haji dll, silahkan saja,
terserah, yang saya tahu NW adalah miliknya Maulana syeikh. Dan saya akan
selalu hadir selagi dalam kondisi sehat dan ada uang buat ongkos pergi ke
tempat hultah untuk mendengar pengajian dan mengenang sosok panutan kami Almagfurllah
Maulana Syeikh, Anjani hultah saya ke Anjani, Pancor hultah saya kepancor"
ungkapnya. Dalam pandangan kedua orang ini bahwa NW haruslah tetap NW sebagai
organisasi keagamaan bukan menjadi sebuah organisasi politik yg cenderung
mengarahkan para jama'ah berpikir tentang dunia politik atau tentang dunia kekuasaan, organisasi NW
adalah organisasi yang harus membicarakan tentang manusia dan keTuhanan (Agama)
saja. "biarlah organisasi yang lain saja berbicara soal politik, misalnya
Partai atau sejenisnya = ite jaq sebenarn
ndeq te mele dengah2 masalah politik lek pengajian saq mni2 alur bagian
kelompok lain saq raosang masalah politik marak misal Parte ato sejenis no wah)".
pungkasnya.
Lebih jauh kedua orang tua
yang berasal dari Tuntang desa Lepak dan Gereneng kecamatan Sakra Timur ini
memaparkan pandangannya tentang dua kubu yang tengah terjadi di tubuh NW
(Anjani dan Pancor). Terjadinya dualis kepemimpinan organisasi NW diduga
disebabkan oleh pihak ketiga atau pihak luar yang punya kepentingan tertentu atau
memanfaatkan perpecahan ini demi ambisi kekuasaan dan atau kelompok. “ ada
sedikit keyakinan pada diri kami mengenai perpecahan NW ini jadi dua, dugaan
kami ada orang lain atau orang luar yang menfaatkan perpecahan ini, misalanya
orang-orang yang mau berkuasa atau orang yang ingin jadi pengurus atau
sejenisnya, saya bilang begitu karna saya saja yang hanya sekolah sampai kelas
tiga SD dan boleh dikatan tidak punya pengetahuan agama saja bagaqimanpun sengitnya pertengkaran atau
perselisihan paling dua tiga hari atau dua tiga minggu sudah mulai baikan, kepikiran saja tentang
saudara kita yang tak pernah ketemu atau saling teguran artinya kita cepat
menyadari diri sendiri bahwa kita adalah saudara yang tak pantas saling
bermusuhan selama-lamanya, apalagi ini adalah anak atau putri Tuan Guru yang
tingkat pendidikannya tinggi juga pengetahuan agamanya mendalam, masak tidak
bisa akur, masak tidak ada yang mau mengalah, tapi9mseerti apa yang saya bilang
tadi mungkin ada pihak tertentu yang
senga mebiarkan dan atau menciptakan NW seperti ini = araq skdiq keyakinan leq ite mengenai pecahn NW ni jari due, badeq te
ite jak araq dengan lain saq manfaatang perpecahan ni marak misal dengan saq
mele bekuase sak mele jari pengurus, pokon maraq misal no wah, ampok te kene
menu, ite doang, tiang saq sekolah sampe kelas telu esde trus pengetahuan
agamen te bau tekene ndek araq, lamun te besiaq bgejuh se brerembe rembe
kegedek te leq semeton paling due telu jelo atwe due telu minggu wah tk bagus
malik, siq piaq angen semeton te lamun ndk te wah bedait atawe saling kewak,
artin becat te sadarin dik te bahwe ite ne besemeton, ape lagi ne bijen Tuan
Guru saq sekolahn atas ilmu agamen dalam segerah ndekn akur2, segerahn ndek
arak mele saling kalahang dikn, laguq maraq unin tang saq baru araq dengan luah
jage sak sengaje mele gitak NW ni marak mentie” ungkapnya.
Menyinggung soal kepemimpinan
terkait dengan Pemilukada 2013 mendatang baik di tingkat Kabupaten maupun
Provinsi, kedua loyalis NW ini mengatakan bahwa hal itu adalah urusan pribadi
artinya bahwa mereka sudah tidak mau lagi di arah-arahkan atau tidak mau dan
tidak akan terpengaruh dengan buaian janji-janji yang hanya sekedar janji. Urusan
memilih adalah urusan hati nurani pada saat memilih nanti di bilik pencoblosan.
“e,....pendaq teuah te janjiq2 doang, lamun uah jari tokon lek kursi atas jaq
ngkah ne enget ite, ngkah te gitak loang irung, te bedait doang lek langan
lamun sak kewaq te, dendekn kewakte senyum bae wah syukur te, marak ntan sak
ndek ite doang piaq jari mno, nani jaq mbe jaq angen te bae memilek, masi juak
jak raosn ndoang pade” tegasnya.
Selamat HULTAH NWDI KE 77 semoga tetap sukses dalam membangun kualitas bangsa...!!
Selamat HULTAH NWDI KE 77 semoga tetap sukses dalam membangun kualitas bangsa...!!
0 komentar:
Posting Komentar