Dua Kali Enam Puluh Menit
"Bagaimana mungkin aku bisa mendapatkan orang
sepertimu?"
Dari jumlah sore yang ku lalui tak jarang aku nikmati dengan duduk bersandar melamun, berpikir tentang banyak hal, sahabat sejatiku tak pernah absen menemani aktifitas-aktifitas konyolku itu, dialah L.A yg kadang berubah wujud jadi RELAX (tergantung suasan kantong aja). Tadi sore suasana melankolis itupun kembali kuperankan dengan sekenario dialog satu arah, ku genggam erat dan kutatap dalam setiap tampilan di wall fesbukku melalui SAMSUNG GT-S5830i Versi Android236 (ku beli 4 bulan yang lalu dengan uang 80% tingkat kehalalannya, hehe....). ku bongkar balik ku acak-acak profilnya dan ku amati aktifitasnya. Kupandangi lagi foto-foto itu, kuingat lagi kenangan itu, kuingat lagi sosokmu, yang sempat mengisi ruang hampa jiwaku, Andaikan peristiwa tersebut masuk dalam salah satu adegan film india, mungkin akan di hiasi lagu Kuch Kuch Hotahe ( Lok ga’ salah judulnya gitu) yang akan membuatku merinding.
Awalnya,
matamu dan senyummu ku anggap biasa-biasa saja. Sapa lembutmu, tutur katamu,
bukan menjadi alasan senyumku ketika itu. Semua mengalir begitu saja, kita
tertawa bersama, kita menghabiskan dua kali enam puluh menit malam itu, tanpa tahu
bahwa cinta diam-diam menyergap dan menyeringai santai dibalik bisingnya
suasana itu. Kita saling bercanda, tertawa oleh gelagat humorisku, tanpa tahu
bahwa rasa itu menelusup tanpa ragu dan mulai mengisi bilik kiri hatiku yang nyaris
tak diisi oleh seseorang yang spesial.
Aku sangat ingin menjadi bagian dalam setiap denyut
jantungnya, aku ingin ikut berhembus saat helaan nafasnya. Asaku sering kali
melambung tinggi tanpa sadar aku siapa. Tapi berdosakah bila aku mencintai dan
menyayanginya, apakah mungkin harapku menjelma dalam nyata, Ach......terlalu berhayal kali.
Diam-diam aku senang menulis tentangmu, menghela napas
panjang tanpa sebab sambil terus meraba
keyboard Laptopku. Tanpa kesengajaan, kau hadir dalam mimpiku, tersenyum
menatapku dalam, kau sapa aku dengan ramah, sesuatu yang belum tentu kutemukan
dalam dunia nyata saat aku terbangun nanti. Setiap jeda waktu kau selalu
menyelinap hadir membantai dan menghancurkan upayaku untuk melupakanmu segera. Karna
bagaimana mungkin aku bisa mendapatkan orang seperti mu.
·
Dariku yang jauh dari harapanmu.
0 komentar:
Posting Komentar