Jumat, 27 Juli 2012

Untukmu yang bisu membeku.



Jika catatan ini menyentuh dirimu abaikan saja, anggap saja ini hanyalah igauanku karna tak pernah mandi sebelum tidur, tak berdo’a sebelum terlelap. Hai...perempuan yang ku anggap peri malam yang baik hati....!. Aku memang bukanlah laki-laki perkasa seperti yang kuharapkan atau mungkin juga yang diharapkan sebagian orang yang peduli denganku, aku kesal bahkan jengkel dengan diriku yang tak setangguh batu karang yang diterpa badai. Namun setidaknya aku adalah laki-laki yang jujur terhadap kelemahn ku, aku betul-betul lemah, lembek dan tak berdaya bahkan bodoh atau katakan saja aku tolol...!. Kusadari betul bahwa aku tak punya cara membentengi diri, tak punya ide membuat prisai sebagai penjaga atas ketergesaan ku mengagumimu, pesonamu telah menyilaukan mataku. Mungkin kau benci dengan sikapku ini karena aku juga demikian. Ketahuilah, semenjak kau abaikan sapaku, kau bisu dan membeku, aku menjadi galau dan kalut.
Ku undang sang motivator kebanggaanku untuk bertandang ke beranda fezbukku sebagai sosok malaikat penentram jiwaku dengan harapan dapat memberi kekuatan baru dan semangat kelakianku, namun tetap saja Mario Teguh sampai mewek tak mampu menjadikanku laki-laki yang berani dan tabah. Tapi semua ini terjadi bukan tanpa alasan sesungguhnya, semenjak peristiwa bersejarah itu seringkali sapaku mengudara bertandang keponselmu tapi tak satupun kau gubris, padahal itu adalah kata hatiku, itu adalah ungkapan jiwaku maksudku bukan basa basi juga bukan sekedar tegur sapa pengisi waktu kosong disaat kesepian. Tapi  kau diam...diam...diam dan diam. Ketahuilah bahwa diammu adalah manora yang menggunjam dadaku. Aku ingin diam sepertimu tapi aku tak cukup energi membendung mimpi-mimpiku. Bulan penuh fadillah dan barokah ini pun yang kuharap tak sanggup mencairkan kebisuan dan kebekuanmu, kau tetap bungkam bagaikan arca sang budha. “Sabar adalah solusi bagi orang yang belum menemukan jalan keluar”, dan aku berusaha untuk sabar, tapi inipun berlangsung singkat.
Apakah kau akan baca atau tidak keluh kesah ku ini, ...itu tidak penting, setidaknya telah kumuntahkan segala kerisauanku, bagiku catatan ini menjadi martil yang akan membuatku sadar hingga cukup tau diri. Lantunan syair Marcell dengan “Peri Cintanya” sudah tak dapat menyatu dengan jiwku, begitu juga halnya lengkingan tiupan  saxophon Kenny-G tak mampu menyejukan hatiku.
Kini,.... aku hanya menunggu sang waktu untuk menyelesaikan kisah perihku.
Do’a ku semoga kau baik-baik saja dalam diammu.



Utukmu yang tak pernah lagi mengingatku.
Oleh : Adhi.
Suryawangi 7 Ramadhan 1433 H/27 Juli 2012 M.


0 komentar:

Tuaq Adhi

Aku hanya menulis ketika ada bisikan hati. Aku tak akan menulis jika terpaksa apalagi dipaksa. Karena Menulis itu kerja pikiran, yang keluar dari hati. Jika tanpa berpadu keduanya, Hanya umpatan dan caci maki.

Utama

Cari Disini

Adhi. Diberdayakan oleh Blogger.

Ucapan

TERIMAKASIH TELAH BERKUNGJUNG DI Senandung Anak Desa

Translate

Kutipan

Semua manusia memliki potensi utk mencapai kebenaran, tetapi tidak mungkin kebenaran mutlak dimiliki oleh manusia, karena yg benar secara mutlak hanya Tuhan. Maka semua pemikiran manusia juga harus dinilai kebenarannya secara relatif. Pemikirn yg mengklaim sbg benar secara mutlak, dan yg lain berarti salah secara mutlak, adlh pemikiran yg bertentangan dgn kemanusiaan dan keTuhanan.

Note

Tidak ada satupun peradaban yang terlahir di bumi ini tanpa proses hijrah, Harimau yang terkenal sebagai raja rimba akan tetap dalam kelaparan kalau dia tidak meninggalkan sarangnya untuk mencari makan, keindahan sayap kupu-kupu akan menjadi keindahan pribadi tanpa bisa di nikmati orang kalau dia tidak meninggalkan kepompongnya, begitu juga halnya dengan manusia dia tidak akan mernjadi manusia paripurna kalau dia tidak meninggalkan kampung halamannya untuk menggali ilmu ilahi.

Popular Posts