Rabu, 05 Februari 2020


 
Hanya empat puluh hari meraka bergaul, berbaur, berbagi cerita suka dan duka.
Singkat memang, namun ia memaknai kehidupan singkat itu begitu berarti dalam hidupnya.
Kehadirannya hanya memenuhi kewajiban bagi seorang mahasiswi yang dibalut dengan sebutan KKN.
Ada pertemuan tentu ada perpisahan, tatkala perpisahan itu tiba Wigisni Zahrah nama lengkapnya, Agis begitu ia disapa, membaca surat cintanya kepada orang-orang asing yang dianggap sebagai keluarganya.
Pada secarik kertas itu, ia menceritakan tentang dirinya, menceritakan tentang peristiwa jiwanya, dan tentang orang-orang yang telah merebut bagian dari hatinya.
Dipertengahan surat itu, suaranya tiba-tiba parau, matanya menghangat menahan bulir bening yang tak kuasa ia tahan.
Suaranya terdengar mulai tersendat sesekali ada isak yang tak dapat ia sembunyikan, kerinduan dan kekalutan tercampur aduk dalam batinnya.
Sambil terus membaca surat itu, sesekali ia menatap dan menjelajahi satu persatu, wajah orang-orang yang telah banyak andil dalam penggalan kisah hidupnya yang singkat itu.

Ini adalah isi surat cinta Wigitsni Zahrah :

Polos, kurang pengalaman, Banyak tak tau jalan, kekanak-kanakan,
Itu semua julukan yg teman-teman dan orang-orang berikan padanya.
Ya...., ia mengakui semua itu benar adanya.
Izinkan saya bercerita sedikit tentang seorang gadis belia yg lahir didunia tapi tak mengenal dunia kecuali sedikit saja.
Gadis kecil itu selalu dikurung dirumahnya,
Ia tak kenal sapaan tetangga,
Ia tak kenal warga disekitarnya,
Dunianya hanya sebatas rumah dan sekolah.
Suatu ketika ia beranjak dewasa, utk pertamakali ia berkelana, meninggalkan dunia lamanya.
Untuk pertamakali ia mengenal dunia luar yang ternyata tak terbatas luasnya.
Untuk pertamakali ia menjalin hubungan dengan banyak orang asing sebagai keluarga.
Untuk lertamakali ia tegur sapa dengan tetangga,
Untuk lertamakali ia merasakan kehangatan warga,
Ia merasa dunia baru yang begitu berbeda.

Tahukah anda siapa gadis itu?
.... gadis itu tidak lain adalah orang yg tengah bercerita tepat dihadapan anda.

Untuk pertamakali saya menemukan orang-orang asing seperti keluarga,
Untuk pertamakali saya merasakan hangatnya sapaan tetangga,
Untuk pertamakali saya melihat indahnya senyum ramah warga.

Saya hanya bisa mengatakan terimakasih untuk semua pengalaman yang begitu berharga,
Saya percaya pengalaman adalah ilmu yang sangat berharga.

Suryawangi dan warganya telah memiliki tempat dihati saya.
Terimakasih mamak Denis telah menjadi ibu selama disini,
Terimakasih Bpk Kepling Pancoran Manis, Bpk Kepling Pengaluran, Paman Didin, Bpk Sap, yg sudah menjadi ayah bagi kami semua.
Terimakasih kak Ham yg selalu setia mendampingi kami, Terimakasih warga Suryawangi yg tak bisa saya sebut satu persatu namanya, Terimakasih telah menerima kami dengan penuh cinta.
Terimakasih, terimakasih untuk semuanya.


Ditulis oleh : Wigistni Zahrah (Peserta KKN Tematik Pariwisata UNRAM 2020)

5 komentar:

Unknown mengatakan...

Kak Adhi.... Maasya'aAllah... ini juga karya kak Adhi...

Unknown mengatakan...

Kak Adhi.... Maasya'aAllah... ini juga karya kak Adhi...

adhi mengatakan...

Menambahkan sj 😄

Anonim mengatakan...

gua suka

Anonim mengatakan...

mantappp,,,,,,,

Tuaq Adhi

Aku hanya menulis ketika ada bisikan hati. Aku tak akan menulis jika terpaksa apalagi dipaksa. Karena Menulis itu kerja pikiran, yang keluar dari hati. Jika tanpa berpadu keduanya, Hanya umpatan dan caci maki.

Utama

Cari Disini

Adhi. Diberdayakan oleh Blogger.

Ucapan

TERIMAKASIH TELAH BERKUNGJUNG DI Senandung Anak Desa

Translate

Kutipan

Semua manusia memliki potensi utk mencapai kebenaran, tetapi tidak mungkin kebenaran mutlak dimiliki oleh manusia, karena yg benar secara mutlak hanya Tuhan. Maka semua pemikiran manusia juga harus dinilai kebenarannya secara relatif. Pemikirn yg mengklaim sbg benar secara mutlak, dan yg lain berarti salah secara mutlak, adlh pemikiran yg bertentangan dgn kemanusiaan dan keTuhanan.

Note

Tidak ada satupun peradaban yang terlahir di bumi ini tanpa proses hijrah, Harimau yang terkenal sebagai raja rimba akan tetap dalam kelaparan kalau dia tidak meninggalkan sarangnya untuk mencari makan, keindahan sayap kupu-kupu akan menjadi keindahan pribadi tanpa bisa di nikmati orang kalau dia tidak meninggalkan kepompongnya, begitu juga halnya dengan manusia dia tidak akan mernjadi manusia paripurna kalau dia tidak meninggalkan kampung halamannya untuk menggali ilmu ilahi.

Popular Posts