Foto : Peserta KKN Tematik Pariwisata dan Anggota Pokdarwis Kelurahan Suryawangi |
Aku tak banyak tau tentang apa, kenapa dan bagaimana kalian
disana. Cerita tentang hiruk pikuk dan kehangatan hubungan kalian diposko,
hanya dapat aku tankap lewat foto yang kalian posting sambil bercanda di WA
grup. Kalian begitu akrab dan bersahabat dengan lingkungan dan warga sekitar. Hanya
sesekali aku terlibat dan kalian melibatkanku dalam beberapa kegiatan, namun
ketahuilah, bahwa aku banyak menyimpan tentang bagaimana hubungan emosional
yang kalian bangun dalam kurang-lebih empat puluh hari itu.
Penggalan kisah anak KKN kali ini tentu saja jauh berbeda
dengan peristiwa KKN di Desa Penari yang sempat Viral beberapa bulan yang lalu dan terdengar menyeramkan,
kisah horor itu konon sampai memakan korban jiwa, peserta KKN ditemukan
meninggal dunia, kira-kira begitulah ceritanya, tapi yang satu ini adalah
bagaimana sebuah keterasingan menjdi tempat yang mengesankan, dari lingkungan
yang terasa asing bagi mereka seolah sirna menjadi lingkungan yang amat berat
ditinggalkan, ketemu dengan orang-orang asing berujung serasa bagian dari
'keluarga baru' mereka yang menyenangkan.
Realisasi kegiatan intrakurikuler yang memadukan tri darma
perguruan tinggi kali ini dikemas dengan sebutan “KKN Tematik Pariwisata”. Untuk melaksanakan program-program mereka tentu
saja harus banyak nge-Pantai, karena obyek wisata yang digarap Pokdarwis dan
pemerintah Kelurahan Suryawangi adalah kawasan pantai yang tak pernah
sepi oleh pengunjung dan gaduhnya deburan ombak yang tak pernah henti menerpa bibir pantai pelangonan Lengkok.
Disalah satu kegiatan, ada kegiatan penghijauan, dengan menanam pohon di area pantai yang merupakan
kegiatan kolaborasi romantis yang indah, kelompok peserta KKN dan Pokdarwis Suryawangi bergerak menyisir lingkar obyek wisata menghijaukan
kawasan pantai. Pagi itu, sambil menanam beberapa jenis pohon, kalian nampak saling melempar senyum, tertawa
renyah, saling menggoda dan berfoto ria mengabadikan keharmonisan kalian,
begitu juga pada kegiatan sore yakni bersih-bersih pantai dan kegiatan-kegiatan
lainnya, suasananya selalu begitu.
disamping itu pula, mereka (pesertaKKN) masuk ke sekolah-sekolah membina pelajar
sekolah dasar, ke masjid menyelenggarakan ibadah bersama kelompok karang taruna
dan remaja masjid, kekampung dan kerumah-rumah warga berbaur menciptakan keakraban, hingga tak ada yang asing dengan lingkungan
yang baru mereka kenal.
Alur cerita Kaka-En dan Pokdarwis nyaris tak melahirkan kesenduan, pantas ketika
perpisahan menghampiri, ada genangan air mata,
ada kesedihan yang mendalam, ada kerinduan yang enggan dilepaskan.
Betapa detik-detik itu menjadi sangat sakral dan tak mau dilewatkan begitu
saja, seolah dipenghujung pertemuan itu ingin dibuat prasasti emas
sebagai bukti sejarah bahwa mereka telah hidup bersama dalam suka cita yang
terpatri dalam jiwa masing-masing.
Hari itu, sejak siang hingga larut malam, ucapan
terima kasih silih berganti, ungkapan permohonan maaf serta untaian doa-doa mengalir deras, menggelinding menghiasi
wall Whatsapp Grup, sisa-sisa air mata yang terpaksa tertahankan telah
terwakili oleh symbol emotion di Chat Whatsapp Grup.
Kini..... kalian, kita, sudah tak dapat bertegur sapa lagi, tak dapat berbagi tawa dan canda di pantai, tak dapat berdiskusi, berbincang ria menghabiskan separuh malam diposko kalian, semuannya telah berakhir, waktu telah mempertemukan mereka, maka waktu pula yang menyekat kebersamaannya. Perpisahan yang terjadi dirasa getir, banyak kalimat yang tak mampu terucap, hanya terwakili oleh buliran bening yang merayap dipipi mereka. Sepenggal kisah ber-Kaka-En di Kelurahan Suryawangi menjadi memori terindah yang sulit terlupakan.
Dulu....nama Grup WAnya,“KKN, POKDARWIS, Kr. Taruna”, sekarang berubah menjadi Grup “Keluarga_Suryawangi” ini menandakan bahwa mereka dan warga suryawangi telah menjadi satu ikatan dalam kedekatan emosional.
Sekarang.....jarak dan waktu telah benar-benar menjadi pemisah, sobekan kecil kisah KKN Tematik Pariwisata UNRAM bersama Pokdarwis Suryawangi, Warga Lingkokdudu dan tentang Pantai Pelangonan Lengkok perlahan telah tertiup angin, mungkin saja akan menjadi kembang tidur yang hanya teringat ketika baru bangun saja.
Kami warga beserta alam Suryawangi, berpesan kepada adik-adik yang baik, Gun, Teguh, Agis, Ziad, Nia, Irma, Gustin, Tita, Lila, Yeni, teruslah melangkah, tataplah masa depan kalian, kuatkanlah diri kalian, masih banyak tantangan menunggu dihadapan kalian, doa kami bersamamu.
Dulu....nama Grup WAnya,“KKN, POKDARWIS, Kr. Taruna”, sekarang berubah menjadi Grup “Keluarga_Suryawangi” ini menandakan bahwa mereka dan warga suryawangi telah menjadi satu ikatan dalam kedekatan emosional.
Sekarang.....jarak dan waktu telah benar-benar menjadi pemisah, sobekan kecil kisah KKN Tematik Pariwisata UNRAM bersama Pokdarwis Suryawangi, Warga Lingkokdudu dan tentang Pantai Pelangonan Lengkok perlahan telah tertiup angin, mungkin saja akan menjadi kembang tidur yang hanya teringat ketika baru bangun saja.
Kami warga beserta alam Suryawangi, berpesan kepada adik-adik yang baik, Gun, Teguh, Agis, Ziad, Nia, Irma, Gustin, Tita, Lila, Yeni, teruslah melangkah, tataplah masa depan kalian, kuatkanlah diri kalian, masih banyak tantangan menunggu dihadapan kalian, doa kami bersamamu.
“Kenanglah kami, tapi Jangan Rindukan”
Penulis : Adhi
(BuruhHarianLepas)
(BuruhHarianLepas)
0 komentar:
Posting Komentar