Senin, 13 Agustus 2012


Ngabuburit Merasuk kedalam Bahasa Sasaq (lombok)
Oleh : Adhi



Bukan kali ini saja tapi dari dulu-dulu juga begitu cuman sekarang aja sempat nulisnya, aku adalah putra sasaq lombok asli (tulen) aku yang mungkin merupakan salah seorang yang  jarang menggunakan bahasa persatuan yakni bahasa  indonesia dalam komunikasi keseharianku, aku lebih sering menggunakan bahasa campuran ( Sasaq+indonesia) baik di acara formal maupun non formal, misalanya : di forum rapat, Kampus, ato juga sama ‘temen’ yang memang doyan bahasa indonesia atau malu berbahasa sasaq takutnya tikatakan ndiso atau ga’ gaul, tak kercuali dikampungku sendiri dengan para tetanggaku sudah pasti akan terdengar sasaq banget, alasanku adalah agar bahasa sasak tetap lestari dan menjadi kebanggaanku, bahasa sasak merupakan tanggung jawab moralku sebagai generasi sasaq, bahasa sasaq tidak boleh punah bahkan menjadi bahasa akulturasipun aku tidak rela. Bukan tak cinta, bukan tak suka atau tak tanggung jawab  akan kelestarian bahasa bangsa sendiri (indonesia) namun alasanku sederhana dan aku kira cukup rasional, kalo bahasa indonesia yang akan menjaga, melestarikan, mengembangkan dst ada pemerintah melalui lembaga pendidikan/kurikulum, undang-undang dst, juga warga negara indonesia dari sabang sampai maerauke saya yakin banyak yang mencintai bahasa persatuan indonesia, tapi bagaimana halnya dengan bahasa sasaq, mungkinkah ada orang bukan dari suku sasaq/orang lombok yang mau peduli akan kelsetarian bahasa sasaq ? atau katakan saja ada tapi sudah jelas jumlahnya tak sejumlah jari-jari tangan dan mungkin orang itu termasuk satwa langka yang memang harus dijaga dari kepunahan. Tapi sudahlah ga’ terlalu penting memperpanjang kisahku yang cendrung senang berbahasa sasaq atau mencampurnya dengan bahasa indonesia.
Stiap bulan ramadhan bagi saya ato mungkin bagi orang lain khususnya parakaula muda, kata ‘ngabuburit’ adalah kata yang identik dengan bulan ramadhan, kata ‘ngabuburit’ sebelumnya tak pernah menarik perhatianku karna kuanggap bahasa indonesia saja (bahasa gaul) semata, cuman yang menarik bagi aku adalah makna atau tujuan dari ngabuburit itu yakni menghabiskan waktu sore menunggu bedug magrib yang menandakan waktu berbuka puasa telah tiba. Dalam pemahaman ku ngabuburit adalah sebuah aktifitas santai baik secara perorangan atau berkelompok di waktu sore menunggu tibanya waktu berbuka puasa, itu saja pemahamanku. Namum belakangan tiba-tiba kata ngabuburit menjadi sesuatu yang menarik keingin tahuanku, dari mana asal muasal, apa arti sesungguhnya makna kata ini. Lalu  dari beberapa temen yang sering mengucapkan atau memakai kata ngabuburit ini ku tanya asal dan makna kata ini, namun tak satupun yang pernah memberikan jawaban yang memuaskan rasa keingin tahuanku, merka rata-rata tidak tahu menahu asal kata ngabuburit ini namun arti atau makna mereka menjelaskan tidak jauh beda dengan pengertianku diatas. Kata ‘ngabuburit’ menjadi kata menarik perhatianku ketika kata ini dikait-kaitkan, digandeng-gandengkan dengan bahasa sasak (lombok) oleh para muda mudi khususnya bagi teme-temenku yang mengajak ke suatu tempat diwaktu sore menunggu saat berbuka puasa  baik yang melalui sms atau secara langsung  (lisan), dari sederetan kalimat ajakan itu yang sering aku dengar adalah :
-   Mebe lain/aning te ngabuburit, (mana tujuan kita ngabuburit)
-   Nteh.......! te lalo ngabuburit (yuk....! kita ngabuburit)
-   Mton jok pante ngabuburit nteh....! (saudara ke pantai ngabuburit yuk....!)
-   Ndak ngerep lalok ngabuburit nteh...! ( jangan di dalam kamar aja ngabuburit yuk,....!) dll.
Bahkan ada juga temen saya yang berinisiatif mnggelar acara reunian dengan moment ngabuburit bareng, dan inipun dikomunikasi dalam  bahasa sasaq (brembe te reuniankadu acare ngabuburit bareng trus langsung buka bersama, brembe....? = gimana kalau kita reunian dengan acara ngabuburit bersama dan langsung buka bersama, gimana,....?). Ditelingaku, kata ngabuburit terdengar sangat akrabnya, begitu melekatnya dengan bahasa sasaq, kata ngabuburit menjadi makin menarik perhatianku ketika ada orang tua atau orang sasak lainnya  harus mengkerutkan kening ketika mendengar kata ngabuburit bersanding dengan bahasa sasak. Memang penggunaan kata ngabuburit ini sekali setahun terdengar yakni ketika bulan ramadhan saja dan dan hanya para muda-muda yang sering mengucapkannya tapi dalam tahapan atau peroses defusi (penyebaran budaya) memang seperti itu (step by step), seperti halnya ngabuburit ini dulu awalnya juga tak seperti ini penyebarannya, namun sekarang seakan telah menjadi bahasa yang men-indonesia (bukan mendunia). Dari rasa keingin tahuanku lalu menanyakan eberapa temen yang pada akhirnya tak sanggup memberi jawaban yang memuaskan maka akupun  meminta pertolongan Om google mencari asal dan makna kata ngabuburit ini karna memang saya tidak memiliki buku/refrensi seperti kamus. Alhasil  saya temukan di http://kamusslang.com bahwa ngabuburit adalah bahasa sunda, namun belakangan seolah menjadi bahasa indonesia, saya menduka ini sebabkan oleh pesatnya kemajuan teknologi informasi, seperti media cetak, elektronik, Handphon dan sejenisnya sehingga ngabuburit tersebar pesat. Jadi saya bepikir akan tidak mungkin juga  kata ngabuburit akan lama kelamaan masuk menjadi bagian dari bahasa sasaq artinya seriring dengan waktu dan proses lainnya ngabuburit secara alamiah akan disasaqkan.
Nach....kalau bahasa sasak, adakah kata yang akan berpotensi disundakan atau paling tidak men-indonesia, kalau tidak, ini artinya bahasa sasaq akan terus terhimpit oleh bahasa-bahasa lainnya seiring dengan lajunya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.

0 komentar:

Tuaq Adhi

Aku hanya menulis ketika ada bisikan hati. Aku tak akan menulis jika terpaksa apalagi dipaksa. Karena Menulis itu kerja pikiran, yang keluar dari hati. Jika tanpa berpadu keduanya, Hanya umpatan dan caci maki.

Utama

Cari Disini

Adhi. Diberdayakan oleh Blogger.

Ucapan

TERIMAKASIH TELAH BERKUNGJUNG DI Senandung Anak Desa

Translate

Kutipan

Semua manusia memliki potensi utk mencapai kebenaran, tetapi tidak mungkin kebenaran mutlak dimiliki oleh manusia, karena yg benar secara mutlak hanya Tuhan. Maka semua pemikiran manusia juga harus dinilai kebenarannya secara relatif. Pemikirn yg mengklaim sbg benar secara mutlak, dan yg lain berarti salah secara mutlak, adlh pemikiran yg bertentangan dgn kemanusiaan dan keTuhanan.

Note

Tidak ada satupun peradaban yang terlahir di bumi ini tanpa proses hijrah, Harimau yang terkenal sebagai raja rimba akan tetap dalam kelaparan kalau dia tidak meninggalkan sarangnya untuk mencari makan, keindahan sayap kupu-kupu akan menjadi keindahan pribadi tanpa bisa di nikmati orang kalau dia tidak meninggalkan kepompongnya, begitu juga halnya dengan manusia dia tidak akan mernjadi manusia paripurna kalau dia tidak meninggalkan kampung halamannya untuk menggali ilmu ilahi.

Popular Posts