Jumat, 30 Agustus 2019



Lukman, S.PdI (Kades Mamben Baru) bersama Pengerajin Tikar Pandan

Wanasaba – Melihat kondisi industri kerajinan dari bahan dasar pandan khususnya pembuatan Tikar pandan yang terus diwariskan dari generasi ke generasi sejak ratusan tahun silam dan hingga kini masih menjadi rutinitas sebagian besar masyarakat Desa Mamben Baru yang tak pernah terlupakan, Pemerintah Desa Mamben Baru Kecamatan Wanasaba akhirnya ‘jemput bola’. Hal ini dilakukan dengan memberikan bahan baku pandan yang siap pakai kepada 15 kelompok pengrajin tikar pandan di desa tersebut.
Kepada media ini, Kepala Desa Mamben Baru, Lukman, S.PdI membeberkan, pihaknya memberikan bantuan tersebut tidak hanya untuk mengangkat perekonomian masyarakat desa setempat yang terbilang menengah ke bawah, namun untuk mempertahankan bahkan  mengembangkan keterampilan yang diwariskan secara turun-temurun oleh nenek moyang mereka sejak ratusan tahun silam.”keterampilan ini diwariskan secara turun temurun, dan kita tidak ingin ini punah, sehingga tidak hanya mempertahankan bahkan kita akan kembangkan untuk peningkatan kesejahteraan para pengerajin tikar” terang Lukman, Rabu (7/8) diruang kerjanya.
Selain pandan yang telah mengering dan siap pakai disalurkan, Pemerintah Desa setempat juga akan memberikan pelatihan berupa peningkatan kapasitas melalui pembangunan bidang pemberdayaan kepada para pengerajin tikar pandan, hal ini dimaksudkan agar para pengerajin tidak hanya mampu membuat tikar pandan namun dapat berinovasi membuat produk baru yang berbahan baku sama.
Jenis tumbuhan pandan, lanjut Lukman, banyak tersedia diwilayah desa Mamben Baru hingga wilayah desa tetangga,  tanaman pandan tumbuh subur dan memiliki kualitas yang baik, tumbuhan ini juga tidak memerlukan lahan yang khusus dan tidak membutuhkan perawatan yang mahal dan ini merupakan potensi desa yang sangat mendukung bagi para pengerajin tikar pandan. “Setelah bantuan ini diberikan, kami juga meberikan pelatihan kepada mereka, agar hasil produknya lebih berkualitas dan dapat berinovasi dengan membuat jenis produk lainnya” janji Lukman.
Kades Lukman menjelaskan bahwa jumlah pengerajin tikar pandan yang tersebar di wilayah Desa Mamben Baru sebanyak 300 orang, namun ia memperkirakan jumlah tersebut masih memungkinkan melebihi dari data yang dimiliki itu. Dari jumlah tigaratusan tersebut, Lukman menganggapnya merupakan jumlah yang sangat besar untuk dipikul sendiri, pemerintah desa menurutnya butuh energi jumbo untuk dapat mendorong dengan cepat para pengerajin kearah  yang lebih maju dan sejahtera, untuk itu ia berharap kepada pemerintah daerah, pemerintah provinsi hingga pemerintah pusat agar dapat kiranya memperhatikan dan membantu dalam bentuk apapun kepada para pengerajin tikar pandan, menurutnya jika hanya pemerintah desa tentu akan butuh waktu yang cukup lama untuk mengantarkan para pengerajin tersebut meninggalkan ketertinggalannya.”intervensi pemerintah daerah maupun pusat untuk membantu sangat kita harapkan, karena banyak hal yang dibutuhkan, misalnya modal usaha, pemasaran, peningkatan keterampilan dan lain sebagainya, jadi kalau hanya pemerintah desa, butuh waktu yang cukup lama ya” tandasnya. (adhi)


0 komentar:

Tuaq Adhi

Aku hanya menulis ketika ada bisikan hati. Aku tak akan menulis jika terpaksa apalagi dipaksa. Karena Menulis itu kerja pikiran, yang keluar dari hati. Jika tanpa berpadu keduanya, Hanya umpatan dan caci maki.

Utama

Cari Disini

Adhi. Diberdayakan oleh Blogger.

Ucapan

TERIMAKASIH TELAH BERKUNGJUNG DI Senandung Anak Desa

Translate

Kutipan

Semua manusia memliki potensi utk mencapai kebenaran, tetapi tidak mungkin kebenaran mutlak dimiliki oleh manusia, karena yg benar secara mutlak hanya Tuhan. Maka semua pemikiran manusia juga harus dinilai kebenarannya secara relatif. Pemikirn yg mengklaim sbg benar secara mutlak, dan yg lain berarti salah secara mutlak, adlh pemikiran yg bertentangan dgn kemanusiaan dan keTuhanan.

Note

Tidak ada satupun peradaban yang terlahir di bumi ini tanpa proses hijrah, Harimau yang terkenal sebagai raja rimba akan tetap dalam kelaparan kalau dia tidak meninggalkan sarangnya untuk mencari makan, keindahan sayap kupu-kupu akan menjadi keindahan pribadi tanpa bisa di nikmati orang kalau dia tidak meninggalkan kepompongnya, begitu juga halnya dengan manusia dia tidak akan mernjadi manusia paripurna kalau dia tidak meninggalkan kampung halamannya untuk menggali ilmu ilahi.

Popular Posts