Biasanya yang
kita tau bahwa pengampas atau distributor makanan ringan adalah dengan
menggunakan mobil Box, makanan ringan atau yang lebih di kenal dengan snack
memang bukan barang makanan yang cukup mahal sehingga untuk bisa mendapat
keuntungan tentu harus dalam jumlah yang cukup banyak sehingga dibutuhkan mobil
atau kendaraan besar seperti mobil Box atau jenis mobil lainnya. Lalu bagaimana
halnya dengan kendaraan yang ada dalam foto dibawah ini,
Perjalanan
pulang dari Mataram ke Lombok Timur pagi itu sekitar jam 10.00 wita. Kota
Mataram belum terlalu ramai karna mungkin baru H+ 4 hari Raya Idul Fitri 1433
H, sederet pertokoan masih terlihat tutup, hanya aktifitas hilir mudik mewarnai pusat kota Provinsi Nusa
tenggara Barat itu. Terminal BARATAIS
merupakan pusat angkutan umum dan perdagangan (jual beli), sesampai di depan pintu masuk terminal ini,
tiba-tiba keluar sepeda motor sarat dengan muatan berupa Snack (makanan ringan)
yang tersusun rapi hingga nyaris tak kelihatan sepeda motornya atau mirip dokar
yang penuh dengan barang bawaan, melihat sang pengendara yang nampak sangat
hati-hati dan banyaknya barang bawaan yang tingginya hampir mencapai 2 meter
lebih dari permukaan jalan (aspal) saya merasa tertarik untuk mengikuti dan memperhatikan sepeda motor itu dengan penggendara yang
terlihat berjuang melawan angin, imbas mobil, motor atau gesekan pengguna jalan
lainnya.
Sesekali
barang yang cukup ringan namun karna terlalu banyak dan bukan kendaraan yang
memang membawa barang itu terlihat bergoyang kekiri dan kekanan di terpa angin
yang juga kadang pengendara menghindari kendaraan lainnya, seakan sang
pengendara tak mau kalah dengan pengguna jalan lainnya.
Adu keahlian dan kepiawaian mengendarai sepeda motor mewarnai perjalanan panjang menuju Kabupaten lombok timur, antara pengendara yang
satu dengan yang lainnya, rupanya sepeda motor yang nekad membawa barang yang
bukan kafasitasnya itu adalah sepeda motor yang lumayan ujur yakni sepeda motor
honda Astrea Prima yang kalau tidak salah keluaran/produksi tahun 1990an,
sehingga sang pengendara terkadang harus mengalah dari kendaraan lainnya yang
coba mendahului, Kini, posisi
sang barang (snack) yang menderita. Ia tegang ketika sesekali sepeda motor yang
membawanya hampir-hampir kehilangan keseimbangan atas keserakahan sang
pengendara.
Kelajuan sepeda
motor itu berkisar antara 20 hingga 30 km/jam, perjuangan untuk terus bisa
sampai ke tujuan terlihat amat melelahkan, mengatur keseimbangan, terpaan
angin, dan menjaga himpitan pengguna jalan lainnya menjadi musuh utama yang
setiap saat bisa mematahkan perjalanan panjangnya, karna mungkin usia yang
sudah terlampau tua sepeda motor itupun terkadang terdengar batuk-batuk ketika
berada pada jalanan yang menanjak. Tentu dengan kondisi seperti ini resiko
kecelakaan sangat tinggi lebih-lebih ini adalah jalan raya provensi yang sukup
padat, pergulatan melawan berbagai tantangan di jalan ini membutuhkan mental
yang kuat, keterampilan yang cukup tentunya dalam mengendarai sepeda motor yang
membawa barang diluar kafasitasnya.
Seiring dengan
berjalannya waktu akhirnya sampai juga ke Pasar Paok Motong Lombok Timur, kelihatannya
si pengendara telah berhasil hingga ke tujuan setelah menepi dan memparkir
barangnya, si pengendarapun kelihatan lega dan beranjak ke warung es melepas
dahaganya. Akupun ikut berhenti dan masuk kewarung es pula utnuk bisa sedikit
berbincang dengan si pengendara.
Rupanya pembawa
makanan ringan itu adalah seorang pengampas (distributor), namanya M. Rifa’i
(40 tahun) asal Bengkel Lombok Barat. Sudah empat tahun Fa’i menekuni profesi
ngampas atau sebagai distributor makanan ringan ini dengan menggunakan sepeda
motor, customernya (pelanggan) adalah para pedagang yang berada di pasar
Paokmotong dan Pasar Masbagik. Fa’i juga mengakui betapa beratnya menjaga
keseimbangan motor dari terpaan angin di jalanan maupun oleh imbas kendaraan
besar lainnya seperti truk, bus dan jenis kendaraan lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar