Camat Wanasaba (Saharudin, S. STP. MM) Saat Membuka Sosialisasi Penanganan Stunting Menuju Desa Sehat Dan Ramah Anak (Kades Mamben Baru-Lukman, S.PdI dan Narasumber) |
Wanasaba : Percepatan
konvergensi pencegahan stunting merupakan program nasional, mulai dari
pemerintah daerah provinsi hingga pemerintah daerah kabupaten didorong ututuk
dapat melaksanakan berbagai kegiatan program pembangunan yang mengarah kepada
pencegahan stunting termasuk dipemerintahan tingkat desa, ditingkat desa bahkan
dimandatkan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APBDes) harus
terpenuhi untuk pencegahan stunting.
Desa Mamben Baru merupakan salah satu desa yang menunjukan
komitmennya dalam upaya pencegahan stunting, tidak semua desa dapat
melaksanakan kegiatan ini dengan baik, pemerintah desa mamben baru serius dalam
penanganan program ini, demikian dikatakan Saharaudin camat wanasaba pada
pembukaan acara Sosialisasi Kesehatan Tentang Penanganan Stunting Menuju Desa
Sehat Dan Ramah Anak, pada senin (26/8) minggu lalu di Kantor Desa Mamben Baru
Kecamatan Wanasaba.
Pencegahan stunting, lanjut Saharudin, merupakan investasi
masa depan, investasi jangka panjang, karena program kegiatan pencegahan
stunting adalah program pembentukan generasi sejak dari kandungan hingga umur
dua tahun atau yang lebih dikenal dengan 1000 HPK (seibu hari pertama
kehidupan), program ini adalah upaya agar generasi kedepan tidak stunting yang
artinya tidak gagal tumbuh atau bertubuh pendek dan tidak memiliki
keterlambatan berpikir, namun penanganannya meliputi berbagai aspek, mulai dari
kesehatan ibu hamil, penanganan balita di posyandu, prilaku masyarakat hingga
soal sanitasi.
Sementara itu, Lukman Kades Mamben Baru dalam sambutannya
mengajak semua komponen masyarakat untuk terlibat ambil bagian dalam penanganan
pencegahan stunting, karena menurutnya bahwa pencegahan stunting tidak dapat
dilaksanakan oleh pihak Puskesmas dan pemerintah desa saja, namun harus
melibatkan partisipasi seluruh elemen masyarakat yang ada. “kami dari
pemerintah desa tidak bisa bekerja sendiri, kami butuh keterlibatan masyarakat,
kami butuh dukungan semua pihak, mari kita bekerjasama agar program dan
kegiatan yang kita laksanakan ini dapat berhasil sesuai dengan harapan kita
bersama” serunya.
Ditempat yang sama, salah satu Tim Pelaksana Inovasi Desa
(TPID) kecamatan wanasaba, Nani Mulyana, mengamini apa yang diungkapkan camat
wanasaba, bahwa Desa Mamben Baru merupakan desa yang betul-betul menunjukkan
keseriusannya melaksanakan program pencegahan stunting, “kalau didesa lain
kegiatan seperti ini rata-rata setengah hari selesai, tapi disini hampir satu
hari dari pagi sampai sore, dan di desa lain narasumbernya dari puskesmas,
sedangkan disini nara sumbernya merupakan orang-orang yang ahli dibidangnya di
tingkat kabupaten bahkan provinsi” jelasnya.
Pada acara Sosialisasi Kesehatan Tentang Penanganan Stunting
Menuju Desa Sehat Dan Ramah Anak yang dirangkai dengan acara Rembug Stunting
dan Pembentukan Rumah Desa Sehat (RDS) itu di hadiri oleh Dr. Fathurrahman ahli
Stunting yang juga merupakan Kabag Kesra Setda Kab. Lotim, Lalu Yulchaidir,
M.Psi Ketua HIPSI NTB yang juga Direktur Komunitas Parenting Lombok, Lalu
Mawardi, M.Kes Bidang Gizi dari Dinkes Lotim, serta Usman Mecca, S.St.Ft ahli
fisioterafi dari Dinas P3AKB Lotim selaku narasumber, turut hadir Tim
Pendamping P3MD, Tim Pelaksana Inovasi Desa, pihak Puskesmas kecamatan
wanasaba, BPD, LKMD, Karang Taruna, seluruh kader Posyandu dan PKK serta para
tokoh agama dan tokoh masyarakat yang ada di Desa Mamben Baru Kecamatan
Wanasaba. (Adhi)
0 komentar:
Posting Komentar