Pesta Akhir
Tahun
Ilustrasi |
Pesta
pergantian tahun selesai sudah. Namun, ada pelajaran yang bisa kita petik,
bahwa perayaan pergantian tahun bukan cuma milik orang-orang berduit, melainkan
milik seluruh rakyat tanpa kecuali. Pesta penyambutan 2013 memang beda. Pada
tahun-tahun sebelumnya, pesta pergantian tahun biasanya dilakukan oleh sebagian
besar anak muda-mudi dan masyarakat kota lainnya, namun pada pergantian tahun
kali ini hampir sebagian orang desa turut merayakannya. Dan biasanya pula terpusat
di hotel, kafe, diskotek, atau pusat-pusat rekreasi. Tidak semua orang dapat
merasakan atmosfer kemeriahan itu lantaran untuk terlibat di dalamnya, mereka
mesti merogoh saku.
Namun,
tahun ini semua orang leluasa berpesta. Dari yang berpendidikan tinggi hingga
ke yang tak pernah mengenyam pendidikan sekolahpun turut merayakan kemeriahan
pergantian tahun, dari yang kelas super sibuk hingga ke pada kelas pengangguran,
dari yang berprofesi sebagai birokrat, pengusaha hingga ke yang berprofesi
sebagai PENGACARA=Pengangguran Banyak Acara (istilah sekarang).
Warga
Lombok Timur dan sekitarnya pun numpuk berjubel di sepanjang jalan. Mereka
bebas menikmati malam tahun baru 2013, mulai dari Taman Kota Selong hingga ke
Pantai Meliwis Labuhan Haji juga di beberapa Pantai Lainnya.
Tak
ayal, mulai dari jam setelah magrib, kompoi roda dua dan roda empat sudah memadati
jalan-jalan raya di seputar kota selong. Dan setelah pukul 20.00 wita atau
setelah Sholat Isya’ Warga Lombok Timur Sudah mulai menyemut memadati Taman
Kota Selong hingga Pantai Meliwis Labuhan Haji.
Bagi para muda mudi momen tahun
baru ini dijadikan sebagai ajang untuk mengadu rasa dan rencana bersama
pasangan mereka. menurutnya, momen pergantian tahun itu sebagai simbol sejarah kebersamaan
mereka. Banyak diantara mereka berencana diawal tahun 2013 akan melangsungkan
pernikahannya. Selain itu juga tujuan mereka merayakan pergantian tahun, ada
yang hanya untuk refresing, mencari hiburan, dan hanya sekedar ikut-ikutan. Tak
sedikit pula para orang tua/kepala keluarga memboyong anak dan istri beserta keluarganya
ke pantai untuk menikmati malam sejuta rasa itu dengan membakar ayam bersama
sanak famili. Menurut mereka bahwa merayakan sekaligus membuat acara untuk
pergantian tahun ini memang sudah direncanakan jauh-jauh hari sebelumnya.
Menjelang detik-detik pergantian
tahun 2012 ke 2013 tepatnya pada pukul 00.00 wita jeritan terompet dan ledakan
petasan dan kembang api memekakan gendarang telinga. Warna warni sembaran
kembang api menghiasi malam penuh gairah itu. Khususnya di Pantai Meliwis Labuhan
Haji hingga Ke Pantai Darmawangi Kelurahan Suryawangi oleh kaum muda-mudi pantai
ini di padati hingga pagi hari yang dilangsungkan dengan acara Sunrise-an
(menikmati Matahari Terbit).
Warga masyarakat Lombok Timur
yang mayoritas beragama Islam lebih antusias merayakan tahun baru Masehi (1 Januari)
dari pada tahun baru Hijriah (1 Muharam), Alasan mereka sangat sederahana, karna
mereka dalam melaksanakan segala aktifitasnya mengacu kepada kalender nasional
atau tahun Masehi katakan saja pada Kalender kerja, kalender pendidikan, tutup
buku baik instansi pemerintah maupun swasta, dll. Sedangkan menggunakan
kalender islam hanya pada saat-saat tertentu saja seperti melaksanakan Puasa
Ramadhan, Maulid Nabi Muhammad SAW, Nujulul Qur’an dan momen-moment penting
Islam lainnya.
Tidak ada terompet, tidak ada
kembang api, pesta, atau acara khusus, ketika 1 Muharam tiba. Hanya hari libur
seperti biasa. Kontras dengan suasana kemeriahan setiap tahun baru 1 Januari.
Terasa benar, betapa tahun hijriah belum memiliki tempat berarti di kalangan sebagian besar masyarakat Muslim Indonesia khususnya masyarakat Lombok Timur. Padahal banyak hal menarik dari tahun baru Islam ini.
Terasa benar, betapa tahun hijriah belum memiliki tempat berarti di kalangan sebagian besar masyarakat Muslim Indonesia khususnya masyarakat Lombok Timur. Padahal banyak hal menarik dari tahun baru Islam ini.